GridPop.ID - Penyanyi solo Yunita Rachman atau akrab disapa Yura Yunita sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.
Lagu-lagu ciptaannya yang membooming tersebut tak lepas dari latar belakang kehidupan wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.
Dara berusia 28 tahun ini ternyata tumbuh dalam keluarga yang kental dengan dunia musik dan sudah mempunyai hobi bernyanyi serta main piano sejak kecil.
Namun di balik kesuksesan dan prestasi yang diraihnya, Yura ternyata menyimpan trauma masa lalu saat dirinya berusia 5 tahun.
Kenangan yang cukup membekas hingga berpengaruh terhadap karier dunia tarik suaranya itu dibongkar Yura melalui vlog Gofar Hilman (9/2/2020) berjudul '#NGOBAM Yura Yunita".
Awalnya, Gofar bertanya mengenai lagu-lagu yang diciptakan Yura merupakan karya terbaik yang bisa menggerakan banyak orang.
Hingga akhirnya, Gofar menyebut soal kondisi menyedihkan sampai masalah kehidupan yang pernah dihadapi oleh Yura Yunita.
Yura menceritakan sempat tidak bernyanyi lagu 'Intuisi' karena ia merasakan perasaan marah karena masa lalu yang dialaminya.
Bahkan Yura mengakui ia harus melalukan hipnoterapi untuk menyelesaikan permasalahan masa lalunya yang ternyata berbuah menjadi trauma.
"Hipnoterapinya adalah agar aku bisa memaafkan orang tersebut," paparnya.
Selain itu, trauma masa lalu yang dialami Yura berdampak terhadap cara bernyanyi sang artis yang tidak bisa totalitas.
"Hal ini ternyata ngaruh bukan hanya di kehidupan, bukan di permasalahan sehari-hari, tapi ternyata termasuk cara bernyanyi," jelasnya.
"Selama ini gue nggak bisa nyanyi suaranya keluar semua. Nggak bisa ngebentak orang. Kalau ada gebrakan dikit gue langsung.. *kaget*. Waktu aku hipnoterapi dan masuk ke momen di saat gue berumur 5 tahun," kisahnya.
Setelah itu, Yura menerangkan bagaimana kejadian kecil di rumahnya bisa menjadi trauma dan berdampak pada kehidupannya sampai saat ini.
Yura menceritakan bahwa ketika hipnoterapi dirinya seolah merasakan flashback saat berusia lima tahun.
Di mana saat itu kondisinya benar-benar menyerupai wujud Yura saat masih kecil dan hobi bernyanyi.
"Umur lima tahun, gue lagi nyanyi main piano. Dulu gue nggak pernah les tapi suka lihat kakak main piano. (Saat itu) gue nggak berteknik, suara gue keluarin semua. Nah pas gue di nada paling tinggi si kakak gue keluar dari kamar ngedobrak pintu gue 'Jangan nyanyi lagi. Berisik!' Suara gue kekencengan," katanya.
"Gue nggak sadar hal-hal seperti itu jadi trauma gue di masa kecil. Nah kalau itu nggak disembuhin jadi apapun yang terjadi di gue makin numpuk di bawah alam sadar dan jadi masalah terus," ujarnya.
Lebih lanjut, Yura juga memaparkan bagaimana dirinya menemukan kesadaran terhadap masalah kecil di dalam dirinya.
Hal itu dialami Yura di saat-saat tidak terduga saat mengikuti les bernyanyi bersama seorang guru vokal.
Kala itu, Yura seolah terbuka matanya mengingat trauma yang sudah disimpan selama bertahun-tahun lalu.
"Dia bukan cuma guru vokal tapi psikolog juga. Pas nyanyi dia bilang, 'kenapa kamu kalau nyanyi kayak takut ngeganggu orang'. Wah itu langsung ini yang selama ini gue rasain dan nggak pernah gue ceritain ke orang-orang," katanya.
Meski kini berani menyanyi di depan banyak orang, siapa sangka Yura pernah merasa takut bernyanyi bahkan di dalam rumahnya sendiri.
Yura mengakui dirinya pernah takut bernyanyi karena khawatir suaranya bisa menganggu orang-orang di sekitarnya.
Hingga akhirnya, Yura bisa menemukan akar permasalahan yang dirasakannya sejak kecil hingga sampai saat ini.
Melalui hipnoterapi itulah, Yura bisa menyelesaikan trauma masa kecilnya hingga menemukan jati dirinya sebagai seorang penyanyi.
"Gue nggak berani nyanyi di rumah, gue takut keluarga terganggu atau siapa keganggu. Gue selalu punya perasaan seperti itu. Tapi ternyata saat gue nyanyi dan 'kamu nyanyi sangat terlihat kamu takut ngeganggu orang'. Gila ini cuma dia yang tahu apa yang gue rasain dari kecil sampai sekarang," ujarnya.
"Ternyata dikulik-kulik kenapa gue nggak bisa teknik vokal karena gue ada trauma masa kecil yang belum diselesaiin," paparnya.
(*)
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar