GridPop.ID - Wabah virus corona Covid-19 hingga kini masih merajalela di beberapa wilayah di Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari website resmi penanganan virus corona, hingga Sabtu (21/3/2020) ditemukan sebanyak 450 kasus yang dinyatakan positif di Indonesia.
Banyaknya kasus terkonfirmasi positif di Indonesia bukan berarti wabah virus tersebut tak bisa dicegah penyebarannya.
Salah seorang dokter spesialis paru dari Bekasi baru-baru ini membongkar salah satu cara ampuh mencegah Covid-19.
Berbagai upaya kita lakukan untuk hadapi corona agar tidak terinfeksi virus corona (Covid-19).
Mulai dari sering mencuci tangan hingga menerapkan pola hidup sehat.
Seorang Dokter Spesialis Paru di salah satu Rumah Sakit (RS) Swasta di Bekasi yaitu Dr. Vinci Edy Wibowo, Sp.P, membagikan tips untuk hadapi corona dengan cara mengejutkan.
Dokter Vinci mengungkapkan bahwa berjemur di bawah sinar matahari bisa mencegah tubuh terinfeksi virus corona.
Melalui video pendek yang telah viral di sosial media itu, ia menyebutkan bahwa saat ini virus corona sudah semakin menyebar terutama di kalangan medis, jika kurang berjemur maka daya tahan tubuh akan sangat lemah.
Hadapi corona dengan kekuatan alam yang gratis diberikan Tuhan.
"Mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu berjemur, sekarang sudah wajib kita wajib berjemur untuk lawan virus corona. Karena kini virus itu sudah menyebar kemana-mana, terutama di kalangan tenaga kesehatan.
Apabila Anda kurang berjemur maka daya tahan tubuh Anda akan sangat lemah sekali." kata Dr. Vinci.
Di video tersebut juga tertulis bahwa kita bisa berjemur di bawah sinar matahari yang terik maupun mendung selama minimal 30 menit atau maksimal 60 menit setiap harinya. Pada pukul 08:00 - 11:00 atau pukul 14:00 - 16:00.
Juga tertulis bahwa sebanyak mungkin kulit perlu terpapar langsung sinar matahari, atau minimal lengan bawah bagi yang berpakaian tertutup, seperti wanita berhijab.
Menurutnya, banyak tenaga kesehatan yang sakit, salah satunya diakibat kurang terkena paparan matahari, juga kurang istirahat.
"Kenapa banyak tenaga kesehatan yang sakit, karena salah satunya kurang matahari dan kedua karena kurang tidur." tuturnya.
"Makanya selain kurang matahari juga jangan sampai kurang tidur." katanya.
Dengan demikian, selain berjemur, ia juga menganjurkan untuk tidur cukup selama 6 - 8 jam per hari.
Dr. Vinci juga mengatakan kalau dengan cuci tangan dan menggunakan masker saja dirasa tidak cukup untuk mencegah diri agar tidak terinfeksi virus corona.
"Ternyata virus itu sulit sekali dicegah, dengan cuci tangan dan masker pun masih ada kesempatan mereka untuk masuk ke tubuh kita." ujar Dr. Vinci.
Oleh karenanya, dokter lulusan Universitas Diponegoro dan Universitas Indonesia ini menyarankan untuk berjemur, hal ini bisa dilakukan sebagai langkah efektif untuk mengurangi dampak penyebaran virus corona.
"Sayang sekali kalau kita tidak berjemur. Ini merupakan salah satu pemberian yang paling efektif mengurangi dampak dari corona ini." tambahnya.
Sebagai penutup, lagi-lagi Dr. Vinci mengajak kita semua untuk hadapi corona dengan berjemur sehingga kita tidak perlu menjadi korban berikutnya.
"Sebagian besar pasien saya pun sudah banyak yang tidak mendapat matahari, jangan sampai Anda jadi korban corona berikutnya, so please get the sun and fight this corona together" tutup Dr. Vinci.
Dilansir dari consumerreports.org, radiasi ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari dikenal sebagai karsinogen. Namun, paparan sinar matahari moderat bermanfaat bagi kesehatan, seperti tulang yang lebih kuat, tidur yang lebih baik, suasana hati yang lebih baik, dan sistem kekebalan tubuh yang lebih sehat.
Hal senada juga dikatakan oleh sunislife.com, bahwa mendapatkan dosis sinar matahari harian akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Paparan sinar matahari bisa meningkatkan jumlah sel darah putih dalam darah, sehingga bisa membantu kita untuk menghancurkan kuman pada tubuh.
Selain itu, sinar matahari mendorong sirkulasi yang sehat. Matahari juga merangsang produksi lebih banyak sel darah merah, yang meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
Menurut sebuah penelitian yang tercatat dalam American Journal of Clinical Nutrition, peluang terkena kanker dapat meningkat sebanyak 70% jika kita tidak mendapatkan cukup sinar matahari langsung.
Bahkan kalau kita tidak mendapatkan cukup sinar matahari, tubuh mungkin tidak memproduksi vitamin D.
Yang mana, kekurangan vitamin D dapat menempatkan kita pada peningkatan risiko penyakit tulang seperti osteoporosis.
Tak hanya itu, kadar vitamin D yang rendah juga dapat menyebabkan jantung lemah, metabolisme yang buruk, dan penyembuhan tulang dan luka yang lambat.
Jadi, selain untuk mencegah penyebaran virus corona, berjemur di bawah paparan sinar matahari juga memberi berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh.(*)
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar