Pada tahun 1941 dan selama perang, lipstik merah menjadi wajib bagi para perempuan yang bergabung dengan Angkatan Darat AS.
"Menggunakan lipstik merah bagi perempuan di zaman itu sangat dihubungkan dengan harga diri wanita yang tangguh dan kuat," kata Felder.
Sekarang, simbol protes untuk memperjuangkan hak-hak perempuan ini pun semakin menyebar.
Desember lalu, hampir 10.000 perempuan di Chili turun ke jalan dengan mengenakan penutup mata berwarna hitam, syal merah, dan bibir merah untuk mengecam kekerasan seksual di negara tersebut.
Penggunaan lipstik merah pada bibir mereka menjadi simbol bahwa ada kekuatan yang sama dengan gerakan para pendukung hak memilih yang pernah terjadi satu abad sebelumnya.
Dalam semangat yang berani dan menantang dari lipstik dan bibir merah, warisan ini pun tetap hidup.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar