Anak-anak Gen Halilintar ini disuruh untuk pergi ke atap rumah.
"Ranselnya pake, ranselnya," teriak Gen Halilintar.
Kemudian, anak-anak beserta Gen Halilintar keluar rumah.
Meski begitu, ketika keluar rumah banjir hanya ada sebatas lutut anak kecil.
Namun anak-anak Gen Halilintar ini sangat panik ketakutan bahkan berkali-kali ucap istighfar.
"Ya Allah, tolong ya Allah.," teriak anak-anak Gen Halilintar.
Setiap kali akan menyelamatkan diri, leuarga Gen Halilintar ini selalu mengucap istighfar.
"Astaghfirullahal adzim, astaghfirullah adzim," tambahnya.
Sesampainya di atap, Lamggongeni
"Tad guys hujannya tuh super lebat. Air masuk dari dapur,. Dikira masuknya dikit-dikit. Tiba-tiba terus naik, terus naik," ujar Langgogeni Faruk.
Bukan mobil atau perbhiasan dan harta benda lainnya, keluaga Gen Halilintar ini justru mengaku takut kehilangan satu baarang ini, yakni paspor.
Karena jika paspor hilang, maka takutnya mereka tidak bisa lagi kembali ke Indonsiana
"Terus paspor sampe basah. Ya Allah semoga paspornya gak lengket masih bisa dipakeY Allah," ungkap Langgogeni Faruk.
Ketika akan menyelamatkan paspor, beberapa anak Gen Halilintar mengaku gemetaran.
(*)
Source | : | Tribunnews Bogor |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar