Satu Per Satu Borok PBSI Mulai Terbongkar, Berawal dari Taufik Hidayat, Kini Atlet Lain Mulai Angkat Bicara: Seharusnya PBSI Bisa Lebih Menghargai Atlet!
GridPop.ID - Sosok Taufik Hidayat akhir-akhir ini jadi perbincangan karena keberaniannya membuka borokPBSI.
Semenjak perbincangannya dengan Deddy Corbuzier di Youtube viral, Satu per satu keburukan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia ( PBSI) seakan mulai terkuak.
Dalam dialog tersebut, Taufik membeberkan borok PBSI ketika dia menjadi atlet dan pengurus.
Pria 38 tahun itu menyebutkan, banyak kepentingan politik yang ada di dalam PBSI dan membuat organisasi itu kusut.
"Kamu kira di PBSI itu semua tahu tentang bulu tangkis?" kata Taufik di akun YouTube Deddy Corbuzier.
"Awalnya, sebelum mereka jadi pengurus di sana, mereka bisa-bisanya minta ketemu gue setiap hari, minta masukan. Begitu masuk jadi pengurus, gue ditendang."
"Gue masuk ke PBSI saja, mereka takut. Gue orang bulu tangkis juga loh. Gue enggak diterima di sana. Banyak yang takut gue ada di situ (PBSI). Makanya bagaimana caranya gue dimatiin, enggak bisa gerak," ungkapnya.
Dia juga menegaskan, selama politik ada dalam olahraga, selama itu pula takkan membuahkan prestasi.
"Tahun lalu saya baru dicoba dengan satu pasangan (Winny). Saya masih kompetitif dan bisa mengalahkan pasangan 10 besar dunia. Saya tidak sejelek itu untuk dibuang," ujar Tontowi.
"Saya sebenarnya tidak mau membahas ini lagi. Saya juga tidak dendam. Seharusnya, PBSI bisa lebih menghargai pemain," jelasnya.
Tak lama kemudian, pebulu tangkis lain, Sony Dwi Kuncoro, turut buka suara soal borok PBSI, khususnya dalam menghargai atletnya.
Sony menceritakan pengalamannya ketika didegradasi dari Pelatnas pada 2014. Menurut Sony, dia merasa tidak dihargai dengan sikap PBSI kepadanya saat itu.
"Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi," tutur Sony melalui akun Instagram pribadinya.
"Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara (mereka) yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. Pada waktu itu (saya masih) ranking 15 dunia."
"Bagaimana tidak? Pertama kali saya tahu berita tentang degradasi melalui koran. Beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus."
"Akhirnya saya menanyakan surat keluar agar saya mendapat kepastian. Surat keluar, saya dapat. Itu pun surat diberikan oleh karyawan (bukan pengurus)," tambahnya.
Komentar