GridPop.ID - Putra semata wayang pasangan selebriti Ruben Onsu dan Sarwendah sudah beranjak remaja.
Meski bukan anak kandung, namun kasih sayang Ruben Onsu dan Sarwendah ke Betrand Peto sangatlah besar.
Diusianya yang makin dewasa, Onyo sapaan akrab Betrand Peto sudah menunjukkan sikap mengayomi adik-adiknya.
Baik Thalia maupun Thania sudah kian lengket dengan Betrand Peto.
Begitu juga dengan Ruben Onsu dan Sarwendah yang tak membeda-bedakan kasih sayangnya kepada ketiga anaknya.
Ruben Onsu pun masih kerap melayani permintaan Betrand Peto yang ingin ditemani tidur.
Tapi, Ruben Onsu mendadak menyinggung soal kematian ketika sedang menemani putra sulungnya itu.
Kenapa ya?
Ruben Onsu tiba-tiba memberikan wejangan kepada Betrand Peto agar siap jika kelak suatu hari sang ayah ataupun bunda tiada.
Persiapkan mental sang anak, Ruben Onsu ingin Betrand Peto tetap tegar apabila takdir menjemput kedua orangtuanya.
"Kalau ayah enggak ada, ya. Salah satu ayah atau bunda enggak ada, enggak boleh sedih," kata Ruben Onsu dikutip dari kanal YouTube 'TRANS TV Official' (28/5).
"Ngerti enggak?" sambung Bensu.
Betrand Peto pun menganggukkan kepala dipelukkan sang ayah.
Ruben Onsu kemudian melanjutkan pembicaraannya kepada anak sulungnya.
"Jadi kalau kita berdoa pasti berdoa, berharap selalu diberikan kesehatan," lanjut Bensu.
Betrand Peto kemudian gantian mengajukan pertanyaan kepada Ruben Onsu.
Ia menanyakan seberapa besar sayang Sarwendah dan Ruben Onsu kepadanya.
"Sayangnya ayah, bunda ke Onyo berapa banyak?" tanya Betrand.
"Banyak banget lah," jawab Ruben Onsu.
"Onyo juga banyak," sahut Betrand Peto.
Ruben Onsu kemudian mengibaratkan rasa sayangnya ke Betrand Peto sebesar dua gunung.
"Dua gunung," kata Bensu.
"Onyo juga lebih," tukas anak sulung Sarwendah dan Ruben Onsu itu.
"Ayah 7 lautan," ujar Ruben Onsu.
Tak mau kalah, Betrand Peto selalu menambahkan kata "lebih" atas rasa sayangnya kepada kedua orangtua sambungnya.
"Onyo lebih," tutup Betrand Peto.
(*)
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar