Lina menulis, hari pertama membuatnya sangat lelah lantaran harus menata segala barang-barang.
Namun, rasa lelah itu tertutupi dengan bahagia yang menjamur pada dirinya, Sule, Rizky Febian, dan Putri Delina.
"Kini tercapai sudah harapan kami untuk bisa hidup di atas kaki rumah sendiri. Walau banyak sekali rintangan, cobaan, godaan, yang kami hadapi, akhirnya kami bisa melalui," tulis Lina Jubaedah.
"Hari demi hari, kami lalui bersama. Terasa nyaman, bahagia dan tentram yang kami rasakan. Suasana pagi di rumah kami yang baru sangat sejuk sekali. Udara yang dingin, terasa menyejukkan sekali. Tertera, 20 Januari 2006," ujar Lina lagi yang masih dibacakan Rizky Febian.
Rizky Febian juga membacakan ungkapan rasa sayang isi hati mendiang Lina yang begitu sayang dengan Sule.
Dalam diary-nya, Lina menulis, "malam ini suamiku pulang, rasa kangen, rindu, sayang bercampur menjadi satu. Ingin rasanya kupeluk dia, aku rangkul dia".
"Oh suamiku, betapa sayangnya kami padamu. Engkau pahlawan bagi kami bertiga. Berkatmu, kami, istri dan anak-anak berasa mendapatkan anugerah yang sangat besar sekali," bunyi buku harian mendiang Lina.
Pemilik nama lengkap Rizky Febian Andriansyah Sutisna itu mengaku menyesal baru menemukan buku harian mendiang Lina selepas kepergiannya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar