GridPop.ID - Banyak orang yang tentu merasa penasaran mengapa orang pada zaman dulu tak pernah senyum saat foto.
Hampir semua orang pada awal abad ke-19 dampai abad ke-20 tak pernah tersenyum saat foto.
Berbeda dengan zaman sekarang, orang-orang akan berekspresi sesuka hati saat foto.
Dilansir dari Kompas.com, zaman dahulu fenomena irit senyum saaf foto memang telah dianggap biasa karena ada beberapa alasan.
Alasan tersebut mulai dari teknologi hingga kebiasaan orang zaman dulu yang terbiasa dilukis.
Berikut ini beberapa alasan mengapa orang zaman dulu tak pernah tersenyum saat difoto:
1. Teknologi kamera lambat
Tak mungkin orang-orang zaman dulu akan menahan senyum hingga bermenit-menit lantaran pada saat itu teknologi kamera yang berkembang masih lambat.
Itu lah sebabnya foto orang-orang zaman dahulu pasti terlihat memamerkan ekspresi wajah datar tanpa emosi.
Pasalnya, total satu foto diperlukan waktu atara 60 hingga 90 detik.
Bukankah itu waktu yang cukup lama untuk menahan senyum?
2. Terbiasa dilukis
Biasanya orang zaman dahulu saat hendak memiliki potret dirinya, maka dilukis lah caranya dengan tak menunjukkan ekspresi senyum.
Kecuali Mona Lisa yang masih terus dipertanyakan.
3. Pemahaman tidak boleh pamer emosi
Secara luas telah tertanam pemahaman bahwa apa yang ditunjukkan orang-orang di ruang publik lebih baik sisi diri yang tenang, serta menunjukkan sesuatu yang bermartabat untuk orang-orang sekitar.
Nah, para orang tua lah yang menjadi contoh jika orang-orang tak pamer emosi saat berada di depan umum.
Pada kenyataannya, jika seseorang tersenyum berlebihan, orang sering menduga bahwa mereka sedikit ada gangguan jiwa.
4. Gigi jelek
Kebersihan gigi pada abad ke-19 telah dianggap sebagai norma bagi semua orang.
Dan karena foto dimaksudkan untuk menggambarkan orang-orang yang terbaik, mereka hanya akan tutup mulut untuk menyembunyikan gigi jelek mereka.
5. Senyum seperti orang dalam gangguan jiwa
Pada era Victoria, justru jika seseorang menunjukkan senyum lebar maka akan dikaitkan dengan orang dengan gangguan jiwa.
Penilaian ini berangkat dari norma sosial saat itu, yang mengamanatkan bahwa orang harus memiliki kendali atas emosinya di depan umum.
Jika saat itu seseorang tersenyum lebar, maka akan dianggap sedang mabuk atau jiwanya terganggu.
6. Mahal
Di awal kemunculannya, kamera dipergunakan hanya oleh sedikit orang saja karena mahal.
Kebanyakan orang hanya difoto sekali seumur hidup, yang berarti mereka tidak menganggap enteng acara foto tersebut.
7. Mitos yang beredar
Dilansir dari Tribuntechno, saat itu banyak orang yang termakan mitos yang berlaku di Eropa.
Salah satunya adalah tersenyum saat foto dapat mengurangi usia.
Nah, itu lah yang membuat orang tak mau diambil gambarnya lantaran takut cepat mati.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribuntechno |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar