Ia menambahkan jika orang lokal telah mengabaikan grup religius tersebut.
Sekte tersebut berkembang pertama kali setelah warga desa kembali ke El Terron setelah sebelumnya pergi ke luar negeri.
Setelah kembali, ia membawa kepercayaan baru yang aneh.
"Banyak orang menari dan menyanyi dan tidak ada yang benar-benar memperhatikan karena kami mengira mereka sedang berdoa kepada Tuhan," ujar Santo mewakili sukunya.
Itu adalah sebelum salah satu anggota sekte mengumumkan ia mendapatkan pandangan, yang mengatakan semua orang di desa tersebut harus membayar dosa mereka atau mati.
Minggu lalu, anggota sekte mulai menyeret korban ke sebuah gereja, dan mereka dipukuli dengan tongkat.
Anggota sekte juga berdiri dengan belati tajam, bersiap-siap untuk menyerang mereka yang gagal membayar dosa dengan tindakan yang memuaskan mereka.
El Terron terletak di jantung hutan wilayah Ngabe Bugle, teritori pesisir Karibia.
Saat ini, desa di Panama tersebut masih terisolasi dari dunia modern.
Source | : | tribunnews,Intisari Online |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar