GridPop.ID - Kasus pemerkosaan masih banyak terjadi.
Parahnya tak hanya orang dewasa, para remaja pun banyak yang melakukan tindakan keji demi menyalurkan nafsu bejatnya.
Hal inilah yang dialukan oleh seorang remaja SMA.
Dirinya nyaris melampiaskan nafsu bejatnya kepada seorang nenek berusia 71 tahun.
Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, nasib malang dialami seorang nenek berusia 71 tahun di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Di usianya yang sudah lansia, dia jadi korban nafsu bejat seorang remaja yang baru lulus SMA.
Atas kejadian yang menimpanya, sang nenek pun melapor ke polisi dengan mendatangi Polsek Jati pada hari Selasa (12/10/2021) malam.
Dilansir dari TribunJateng.com, peristiwa terjadi pada Jumat (8/10/2021) siang saat nenek DJ sedang tertidur.
Ia sendirian di rumah saat itu, lantaran putranya sedang pergi ke masjid untuk salat Jumat.
Nenek DJ pun menuju kamarnya untuk tidur siang.
Di momen ini, otak liar pelaku muncul.
Ia yang rumahnya tak jauh dari Nenek DJ, tiba-tiba masuk ke dalam rumah.
Ia pun melihat nenek DJ yang sedang tertidur di kamarnya.
Melihat nenek DJ tidur, pelaku tak kuasa menahan nafsunya.
Memanfaatkan kondisi rumah yang sedang sepi, pelaku berniat untuk menodai sang nenek.
Ia langsung menurunkan celana untuk melancarkan aksi tak senonohnya.
Kemudian, pelaku menaiki tubuh korban.
Beruntung, sang nenek keburu bangun lantaran kaget ada yang tiba-tiba menindih badannya.
"Celana dilorot, saya bilang jangan kayak setan. Saya itu sudah tua. Tapi saya malah ditumpaki (ditindih-red)," cerita nenek DJ.
Nenek DJ kemudian datang ke rumah kakek pelaku.
Ia ingin mengadukan aksi bejat pelaku ke kakeknya.
Rumah kakek pelaku sendiri hanya berada selisih satu rumah.
"Saya sudah lapor sama mbahnya, cucunya kurang ajar," kata dia.
Si pelaku, rupanya seorang remaja yang baru lulus SMA.
Menurut nenek DJ, saat peristiwa itu berlangsung, pelaku dalam keadaan sehat akal dan tidak terpengaruh minuman keras.
"Orangnya normal dan nggak mabuk. Kalau mabuk kan tercium bau alkohol, ini nggak," ujarnya.
Korban pun menuntut keadilan agar pelaku bisa mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Kedatangan nenek tersebut, disambut Kanit Reskrim Polsek Jati Aiptu Jansen.
Pihaknya meminta agar korban mendatangi ke RS Mardi Rahayu untuk pemeriksaan kesehatan.
"Ini sekarang ke rumah sakit dulu. Setelah itu nanti kembali lagi ke sini," ucapnya.
Pemicu Remaja Lakukan Pemerkosaan
Sementara itu, Psikolog dari Klinik Daya Insani, Sani B. Hermawan, sempat menjelaskan kenapa para remaja melakukan tindakan pemerkosaan demi menyalurkan hasrat seksualnya.
Mengenai dorongan hasrat, Sani memaparkan kalau hal tersebut wajar di usia remaja.
Sayangnya, dorongan hasrat itu dipadu dengan informasi yang salah mengenai seks.
“Informasi mengenai seks bertebaran. Masalahnya, apakah itu informasi yang benar atau sekedar dari film porno?” tanya Sani dikutip dari pemberitaan kompas.com pada 2016 silam.
Kalau salah informasi, lanjut Sani, bukan tak mungkin remaja tersebut akan salah mengartikan mengenai seks.
Termasuk salah menyalurkankannya. Selain pornografi, minuman beralkohol kerap dituding sebagai biang pemicu terjadinya pemerkosaan.
Minuman ini dianggap sebagai pembangkit gairah.
Secara terpisah, Zoya Amirin yang menggeluti dunia psikologi seksual, menjelaskan kalau alkohol tak bisa dijadikan alasan terjadinya pemerkosaan.
Alasannya, orang yang mabuk justru cenderung kehilangan tenaga.
“Pernah minum alkohol? Tahu bagaimana orang mabuk? Biasanya orang yang mabuk berat itu justru pusing sendiri, mengantuk, dan merasa lemas. Jalan pulang saja sulit, apalagi memerkosa,” ucap psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
Menurut Zoya, pemerkosaan terjadi karena memang sudah ada dorongan untuk melakukan hal itu.
Minuman beralkohol hanya sebagai ‘penyemangat’.
“Dengan menenggak alkohol, orang tersebut merasa lebih punya nyali, lebih berani, lebih jantan. Intinya adalah ide tentang seks atau memperkosa sudah ada dalam pikiran. Tanpa alkohol pun pemerkosaaan bisa terjadi jika memang ada niat dari si pelaku,” papar Zoya.
Baik Zoya dan Sani berpendapat kalau kasus pemerkosaan bisa dicegah dengan pendidikan seks yang benar.
Hal ini harus dimulai dari keluarga.
“Keluarga harus terbuka untuk dialog mengenai seks. Ajarkan anak hal yang benar tentang seks agar bisa mengontrol emosi dan dorongan seks,” imbuh Sani.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnewsbogor |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar