Fisiknya yang renta juga mulai sakit-sakitan.
Huang bahkan merasa kalau hidupnya mungkin sudah tak lama lagi.
Di saat tubuhnya semakin renta dan kesehatannya menurun, Huang mengkhawatirkan putranya yang juga tak kunjung membaik.
Di sisi lain, Huang juga tak mau putra sulungnya nanti harus mengurus adiknya sendirian jika ia sudah tak ada.
Hingga akhirnya Huang memutuskan untuk mengakhiri hidup putra keduanya dengan cara memberi pil tidur sebanyak 60 butir dan mencekiknya dengan syal.
Sebelum menghabisi nyawa sang anak, Huang hanya bisa meminta maaf karena merasa sudah membuat anaknya menderita.
"Maafkan aku karena melahirkanmu seperti ini, membuatmu menderita seumur hidupmu. Aku tidak punya waktu lagi untuk hidup, apa yang harus aku lakukan? Biarkan ini berakhir, aku lebih baik melakukan kejahatan. Lebih baik biarkan aku menderita sendirian," ujarnya.
Kendati banyak yang bersimpati dan meneteskan air mata mendengar cerita Huang, tindakannya dari sudut pandang hukum tetap tak bisa dibenarkan.
Apa yang dilakukan Huang dianggap sebagai tindakan pembunuhan yang disengaja dan direncanakan.
Dalam persidangan, pengakuan Huang terkait alasan membunuh sang anak membuat banyak orang menangis.
Source | : | soha.vn,tribunnewsmaker,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar