Saat itu, Kepala Lingkungan dan orang tua tetangga bersama tetangga pun terpaksa merusak pintu kamar yang terkunci, untuk melihat keadaan korban, yang ternyata sudah tewas dalam keadaan mulut berbuih.
Seorang saksi mata, Al Kifli menyebut, peristiwa tersebut diketahu ketika dirinya didatangi pembantu korban.
Sembari menangis, pembantu tersebut pun meminta pertolongan dirinya.
"Kronologisnya gini, kami di rumah cerita-cerita sama anak-anak. tahu-tahu datang pembantunya ke rumah, nangis-nangis, bang tolong lah buka pintu kamar kami, Kenapa? Ada orang di dalam,"
"Kami begitu dibilangnya buka kan pintu kamar belakang, kami bawa linggis sama martil," ungkap Kifli, dikutip dari Tribun Manado.
Setibanya di rumah korban, Kifli melihat keberadaan bapak dan ibu korban di dalam rumah. Ayah korban lalu meminta tolong agar pintu kamar anaknya dibuka.
"Dia bilang, tolong lah dibukakan. Ya kami buka kan. Permisi ya, kami buka. Saat itu engkol pintu sudah patah, mungkin bapak itu sudah kerjain duluan," ucapnya.
Awalnya didobrak menggunakan pahat, dan terbuka. Namun, ternyata kunci grendel pintu bagian atas pada posisi terkunci.
"Begitu terbuka pertama. di atas terkunci. Kami buka, kami sorong. tau-tau ada tiga, semua posisi korban telentang," kata Kifli.
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar