GridPop.ID - Penemuan mengejutkan didapatkan oleh pria yang berprofesi sebagai Arkeolog ini.
Dirinya syok bukan main setelah menggali sumur tua misterius.
Saat menggali sumur tersebut, pria ini mendengar suara aneh dari dalamnya.
Setelah mencapai dasar, betapa syok pria ini melihat apa yang ada di depan matanya.
Penemuan ini dikenal dengan penemuan Qinglong.
Seperti dilansir Gridhype.id dari Toutiau pada Minggu (8/11/2020) yang bersumber dari berita lokal yang terbit pada Juni lalu, kota ini diketahui adalah sebuah pelabuhan penting untuk transaksi ke luar negeri.
Namun, pelabuhan ini menjadi tidak berharga karena perubahan sungai, untungnya tahun 2009 museum Shanghai ingin mempelajari sejarah kota ini.
Kemudian beberapa arkeolog dipilih untuk menjelajah, dan selama inpeksi arkeolog secara tidak sengaja menemukan sumur tua.
Para arkeolog menyimpulkan bahwa sumur itu memiliki usia setidaknya 1.000 tahun.
Untuk mengkonfirmasi kesimpulan mereka, maka dilakukan penggalian untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya.
Selama penggalian, mereka mengaku sumur itu sering mengeluarkan suara aneh seperti berdengung, yang keluar dari dasar sumur.
Menurut keterangan, sumur ini kemungkinan adalah peninggalan Dinasti Song.
Sumur kuno ini sangat jarang, dan hanya dilihat di kuil atau rumah milik pemerintah.
Setelah menggalinya mereka membersihkan tanah dan melihat ke dalamnya sejauh 5 meter ke bawah.
Di bawahnya ada batu bata, di empat sisi sumur yang jelas, dan dengan perlahan sumur ini menyemprotkan air.
Semakin mereka ke dalam semakin merasakan suara drum, kemudian sampai dasar siapa sangka ada sesuatu yang mengejutkan.
Yaitu sebuah kuil di kota yang disebut dengan kuil Longping, karena telah ditemukan disini para arkeolog melanjutkan penelusurannya.
Selama 6 tahun melakukan eksplorasi, dan penggalian oleh arkeolog, situs kuil Longping akhirnya ditemukan.
Pada saat yang sama istana bahwa tanah ini ternyata juga menyimpan benda-benda sakral Budha, jika dimasukan dalam muatan membutuhkan 10 mobil muatan penuh.
Kuil ini memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi dan istana bawah tanah masih utuh saat ditemukan.
Setelah para arkeolog membuka pintu istana bawah tanah, mereka melihat semua jenis koin diletakkan di tanah, menghitung sekitar 10.000 keping, dari Dinasti Han hingga Dinasti Song.
Ini bukan masalah besar, yang paling menarik dan berharga adalah surat harta karun.
Dalam surat harta karun, para arkeolog menemukan botol tembaga dengan empat manik-manik bulat, tiga di antaranya adalah kristal, yang seharusnya merupakan peninggalan.
Temuan ini konsisten dengan informasi yang dicatat dalam buku-buku sejarah tentang peninggalan di Kuil Longping.
Sayangnya, ada satu hal janggal yang belum terungkap suara misterius yang berdengung seperti drum hingga saat ini belum bisa dijelaskan menurut sains.
Kemunculan Sumur Misterius Mirip Kawah di Cilacap
Di Indonesia sendiri penemuan sumur misterius juga sempat menggemparkan warga.
Dilansir dari laman kompas.com, sejumlah sumur alam muncul secara misterius di areal lahan milik Perhutani petak 27 masuk Dusun Gayamsari, Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari, Cilacap, Jawa Tengah.
Sumur berdiameter 50 sentimeter itu menyerupai kawah kecil dan mengeluarkan letupan gas disertai lumpur.
Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Siswandi Kastari menduga, fenomena tersebut merupakan bentuk kemunculan gas rawa.
Hal tersebut dipengaruhi sejarah geologi kawasan Dusun Gayamsari yang dulunya merupakan rawa-rawa.
“Secara posisi, dulunya kawasan itu merupakan bekas dari sistem Segara Anakan. Jadi sangat wajar jika di bawah tanah terdapat endapan sedimen yang kaya material organik,” katanya saat dihubungi, Selasa (9/10/2018).
Material organik tersebut, kata Siswandi, dalam kurun waktu lama mengalami proses pembusukan dan diagenesa.
Proses inilah yang akhirnya menghasilkan gas rawa yang terdiri dari unsur gas metan (CH4), carbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (HS), dan sulfur (S).
“Gas ini dapat keluar ke permukaan setiap saat, hanya saja intensitasnya lebih tinggi ketika kemarau karena ada retakan di lapisan tanah permukaan. Kebetulan di permukaan kondisinya kering sehingga terlihat meletup-letup seperti mud volcano,” ujarnya.
Dari segi risiko, Siswandi menyebut, gas rawa di Cilacap tidak terlalu berbahaya karena muncul di ruang terbuka.
Meski demikian, gas rawa tetap berbahaya karena membawa serta CO dan CO2 yang berbahaya, tetapi tidak berwarna dan tidak berbau.
“Yang membuat gas itu terbakar karena mengandung gas metan, dalam kapasitas besar, gas metan dapat memicu ledakan, namun melihat yang di Cilacap saya kira tidak berbahaya,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara mengatakan, petugas telah meninjau lokasi pada Selasa (8/10/2018).
Dia mengimbau kepada warga untuk tidak terlalu dekat dengan bibir sumur.
“Kami mengimbau warga untuk tidak terlalu dekat dengan sumur karena kemungkinan mengandung gas yang berbahaya, dan tidak menyalakan api di lokasi karena dapat menimbulkan kebakaran,” ujarnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Gridhype |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar