GridPop.ID - Pelaku kasus ayah mutilasi anak kandung di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, sempat mengamuk saat diamankan.
Arharuby (42) bahkan sampai bisa membuat borgol polisi putus.
Kabar ini telah dikonfirmasi oleh Kapolsek Tembilahan Hulu, Iptu Ricky Marzuki.
Kejadian ini terjadi saat berada di rumah sakit di Kabupaten Inhil, sebelum dibawa ke RSJ Tampan di Kota Pekanbaru.
Pelaku mengamuk karena ingin berjumpa anaknya.
"Sebelum dilakukan tindakan medis, pelaku mengamuk mau melihat anaknya itu. Jadi dia putuskan borgol yang kita lihat dari rekaman CCTV. Besi tempat tidur rumah sakit sampai copot," terang Ricky, dikutip dari Tribun Pekanbaru.
Akhirnya, pihaknya pun melakukan pengamanan yang lebih ketat dengan borgol tiga lapis.
"Setelah itu, kami bujuk lagi dan dipasang lagi borgol tiga lapis. Kita minta juga bantuan personel Reskrim Polres Inhil untuk pengamanan," lanjut Ricky.
Seperti yang diberitakan Kompas.com sebelumnya, Arharuby diduga memiliki gangguan kejiwaan hingga nelat membunuh dan memutilasi anak kandungnya sendiri inisial F (9).
"Jadi yang bersangkutan itu diduga ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Kalau dia gila, enggak kita proses, dirawat di rumah sakit jiwa. Tapi kalau dia waras, pura-pura gila, ya kita proses hukum," ujar Kapolres Inhil AKBP Dian Setiyawan, melalui sambungan telepon, Selasa (14/6/2022), dikutip dari Kompas.com.
"Pelaku saat ini dilakukan observasi kejiwaannya," tambahnya.
Arharubi kemudian akan diobservasi di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru selama14 hari.
Kelanjutan penanganan kasus tersebut masih menunggu hasil observasi kejiwaan pelaku.
Proses penangkapan pelaku pun berjalan dramatis.
Petugas berupaya membujuknya, ternyata pelaku tidak mau.
Bahkan pelaku berusaha menyerang polisi dengan parang.
"Kita upayakan terus membujuk tapi tidak bisa.Malah sampai 2 kali kita diserang. Jadi karena ada seperti itu saya minta anggota mundur semua, saya panggil pihak keluarganya,"
"Akhirnya datang abangnya yang paling tua, akhirnya dia mau. Setelah parang lepas, baru kita amankan," ucap Ricky.
Ricky melanjutkan penjelasannya, pelaku kemudian dibawa ke rumah untuk menunjukkan bagian tubuh putrinya.
Pelaku lalu mengambil bungkusan yang tampak ada bagian kepala korban lalu menyerahkannya kepada polisi.
Dari sana, petugas melanjutkan pencarian terhadap potongan tubuh korban lainnya.
Pencarian sampai dilakukan ke arah pinggir sungai.
"Setelah kita cari, baru kita temukan bagian bawah tubuh anaknya dari perut ke kaki. Kita cari lagi, dapat isi perutnya, ada jantungnya, ususnya. Kita cari lagi, dapat lengannya sebelah kiri."
"Tapi karena air pasang, kita tidak bisa cari lagi. Setelah sore mau Maghrib, air surut. Disitu kita dapatkan lengannya sebelah lagi dan badannya sebelah lagi," urainya.
Berdasarkan hasil autopsi korban, kematian disebabkan oleh senjata tajam.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Pekanbaru |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar