Ia pun memilih untuk menyelamatkan diri.
"Akhirnya saya memilih mencari jalan lagi dari pusaran air bawah untuk menyelamatkan diri saja. Memang di atas seperti ini seperti tenang, padahal di bawahnya berputar pusaran air sangat deras itu Pak," ujar Muslim.
Ia juga mengatakan bahwa tak ada bebatuan sama sekali di bawah muara.
Hanya terdapat tanah keras yang terbentuk oleh tekanan pusaran air.
Menurutny korban lama tak muncul di permukaan karena terbawa putaran pusaran air dan bukan karena menyelip di bebatuan.
"Bukan menyelip di bebatuan, tapi di bawah memutar terbawa arus sungai pusaran air di bawah muara itu. Soalnya, saya menyelam beberapa kali di bawah itu tidak ada batu sama sekali."
"Batunya terempas pusaran air dan terpental ke aliran sungai yang dangkal. Nah, kalau yang dangkal sungainya itu lihat banyak batunya," kata dia.
Muslim dan warga sekitar sempat kebingungan untuk mengangkat para korban dari pusaran air muara tersebut.
Hingga akhirnya datang Tim SAR Gabungan untuk mengevakuasi jenazah hingga Jumat malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya mengatakan bahwa 11 siswa dinyatakan tewas dalam insiden tersebut.
"Yang kena musibah, dinyatakan meninggal dunia ada 11 orang. Terdiri dari delapan laki-laki dan tiga perempuan," ujarnya kepada wartawan di RSUD Ciamis, Jumat malam seperti dikutip dari Kompas.com.
Herdiat mengatakan, sudah mengonfirmasi kepada pihak sekolah ihwal jumlah peserta kegiatan susur sungai dan kepanduan tersebut.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Mataram |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar