GridPop.ID - Hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus sudah di depan mata.
Sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi unik perayaan 17 Agustus yang sifatnya turun temurun dan tetap dilestarikan hingga saat ini.
Berikut 11 tradisi perayaan 17 Agustus yang dihimpun dari sumber Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kompas.com.
Tradisi Pacu Kude berasal dari Aceh. Permainan rakyat yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda ini biasanya digelar usai panen.
Pada 1956, permainan ini secara resmi diambil alih oleh pemerintah setempat. Sejak saat itu, pemerintah dan masyarakat Aceh menganggap bahwa pacu kude merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan.
Tradisi perayaan 17 Agustus juga digelar di Pulau Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Setiap tahun, masyarakat menggelar lomba dayung.
Uniknya, lomba dayung ini menggunakan perahu dengan ikon kepala naga di ujungnya, sehingga dikenal sebagai lomba dayung perahu naga.
Perlombaan ini dilangsungkan di Sungai Martapura. Lomba dayung perahu naga merupakan tradisi turun temurun yang sudah diadakan sejak 1942 lalu.
Awalnya, peserta lomba dayung hanya berasal dari warga setempat.
Namun, karena semakin masyhur maka peserta mulai beragam dari provinsi lain.
Tradisi yang tidak kalah unik diselenggarakan oleh warga Semarang, tepatnya Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.
Masyarakat melakukan obor estafet, yakni lomba lari dengan membawa obor. Acara ini sudah menjadi tradisi turun temurun selama kurang lebih 30 tahun.
Tak main-main, peserta obor estafet merupakan para atlet terbaik di Semarang. Obor dianggap sebagai simbol semangat dari para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan RI.
Nah, melalui obor estafet ini, masyarakat diharapkan dapat mencontoh semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.
Tradisi sampan layar digelar oleh masyarakat Batam, Kepulauan Riau untuk memperingati 17 Agustus. Acara ini sudah berlangsung turun temurun sejak 1965.
Keunikan sampan layar adalah peserta lomba menggunakan perahu kayu dengan layar berwarna-warni, seperti hijau, biru, kuning, oranye, dan sebagainya.
Acara ini cukup populer, sehingga pesertanya tidak hanya berasal dari domestik tetapi juga wisatawan mancanegara.
Jika berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan pada Agustus wisatawan akan menemukan banyak penjual mainan dari gabus. Mainan tersebut bernama telok abang.
Mainan dari gabus tersebut dibentuk menyerupai kapal laut, pesawat terbang, atau kereta api. Kehadiran mainan telok abang sangat lekat dengan perayaan 17 Agustus.
Telok abang juga dilengkapi dengan telur rebus. Uniknya, telur tersebut dicat dengan warna merah, kemudian ditancapkan di bagian tengah kapal.
Masyarakat Malang, Jawa Timur biasanya menggelar syukuran pada 16 Agustus malam. Tradisi ini disebut sebagai barikan.
Acara syukuran tersebut digelar di setiap kampung. Biasanya, dalam acara ini ada doa bersama, renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu kebangsaan, dan makan bersama.
Acara ini dilakukan sebagai wujud syukur, serta ajang silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antar warga.
Tirakatan merupakan tradisi yang menyerupai dengan barikan di Malang. Tirakatan sangat erat dengan masyarakat Jawa.
Pada 16 Agustus malam, masyarakat berkumpul untuk mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, doa bersama, lalu dilanjutkan dengan makan bersama.
Biasanya, dalam acara ini juga berlangsung penyerahan hadiah untuk berbagai macam lomba yang sudah diadakan sebelumnya.
Acara ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat.
Baca Juga: Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022 Sudah di Depan Mata, Berikut Ini Tema HUT RI Ke-77 Beserta Maknanya
Masyarakat Kebumen, Jawa Tengah memiliki tradisi unik sekaligus ekstrem yaitu sepakbola durian.
Karena cukup ekstrem, maka perlombaan ini hanya bisa diikuti oleh orang-orang tertentu, misalnya anggota laskar Densus 99 dan anggota forum spiritual.
Uniknya lagi, sebelum perlombaan dimulai akan diadakan doa bersama untuk keselamatan para peserta.
Selanjutnya ada tradisi unik 17 Agustus dari Bandung, Jawa Barat yaitu pawai jampana.
Keunikan pawai ini adalah tandu besar yang berisi aneka hasil bumi, kerajinan masyarakat setempat, serta berbagai macam makanan. Tandu tersebut akan dibawa oleh empat orang.
Tak hanya satu, ada puluhan tandu yang diarak dalam pawai jampana ini. Hasil bumi dalam tandu tersebut kemudian diperebutkan oleh peserta pawai dan warga. Lalu, makanannya akan disantap bersama-sama.
Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) rutin menggelar tradisi peresean untuk menyambut HUT RI.
Peresean merupakan kesenian tradisional masyarakat Suku Sasak Lombok. Tradisi ini mempertemukan pepadu atau jagoan dari berbagai pelosok Lombok untuk beradu ketangkasan.
Para jagoan tersebut saling serang dengan bersenjatakan rotan dan perisai yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.
Meskipun termasuk kesenian tradisional ekstrem, peresean memiliki pesan moral yakni makna persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki.
Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang datang ke Lombok.
Jika biasanya kita mendengar karapan sapi di Madura, maka ada tradisi karapan kambing di Jawa Timur.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (29/7/2019), karapan kambing serupa dengan karapan sapi, yakni perlombaan adu cepat pasangan kambing.
Bedanya, joki karapan kambing berlari di belakang kambing. Agar berlari dengan cepat, kambing-kambing tersebut dilumuri dengan balsam dan minyak angin pada beberapa bagian tubuh kambing sehingga memberikan rasa panas.
Salah satu daerah yang rutin menggelar karapan kambing adalah Probolinggo.
Selain perayaan 17 Agustus, tradisi turun temurun itu juga diselenggarakan pada musim panen atau perlombaan antar desa.
Dikutip dari Grid.ID, pada tahun ini, pemerintah mengusung tema "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat" pada hari ulang tahun Indonesia.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
Komentar