GridPop.ID - Sikap ngotot Ferdy Sambo dalam persidangan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dikritik mantan hakim Asep Iwan Iriawan.
Pasalnya, hingga kini Ferdy Sambo masih saja mengingatkan alasannya membunuh Brigadir J karena dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
Asep pun mengatakan persidangan harus fokus terhadap kasus pembunuhan dan tak perlu mengumbar opini tentang dugaan pelecehan seksual.
"Jadi ini masalah penghilangan nyawa, urusan mayat, jangan bicara soal syahwat," kata Asep dalam program Breaking News di Kompas TV, Rabu (2/11/2022), yang dikutip via Kompas.com.
Menurut Asep, majelis hakim yang memimpin persidangan Sambo harus tegas menekankan tentang inti perkara dalam dakwaan adalah tentang pembunuhan berencana terhadap Yosua yang didakwakan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer.
"Saya kira majelis hakim harus jelas, ini perkara pembunuhan," ujarnya.
Asep mengatakan, dugaan pelecehan seksual terhadap Putri yang dituduhkan kepada Yosua hanya sekadar narasi yang kemungkinan besar tidak akan muncul di dalam fakta hukum.
"Dakwaan itu adalah barang siapa menghilangkan nyawa orang lain, dan ada perencanaan, mengetahui dan menghendaki," kata Asep.
"Cerita-cerita sampingan tidak akan muncul di fakta hukum," sambung Asep.
Baca Juga: KEKESALAN Samuel Hutabarat saat Diberi Pertanyaan Tak Nyambung Oleh Pengacara Ferdy Sambo: Ngawur
Sambo dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (1/11/2022) lalu menyampaikan alasan dia menghabisi Yosua karena dugaan pelecehan kepada sang istri.
Dia menyampaikan pernyataan itu di depan orangtua Yosua, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang oleh jaksa penuntut umum.
Dalam pernyataannya, Sambo mengawali dengan menyampaikan permohonan maaf dan menyesal atas kematian Yosua.
"Bapak dan Ibu, saya sangat memahami perasaan Ibu dan saya mohon maaf atas apa yang terjadi," kata Sambo di ruang persidangan.
Akan tetapi, ketika melanjutkan pernyataannya, nada suara Sambo meninggi dibarengi dengan sorot mata yang tajam dan agak melotot ke arah Samuel dan Rosti.
Sambo dalam pernyataannya tetap berkeras peristiwa berdarah itu terjadi karena perbuatan Yosua terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
"Saya sangat menyesal, saat itu saya tidak mampu mengontrol emosi, di awal lewat persidangan ini saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi adalah akibat dari kemarahan saya atas perbuatan anak bapak ke istri saya!" ujar Sambo.
Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak pun menganggap sangat keji atas perbuatan segerombolan orang di rumah mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, terhadap anaknya.
Hal itu diungkapkan Rosti saat bersaksi untuk terdakwa Kuat Ma’ruf dan Bripka Ricky Rizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).
Awalnya, Rosti menyinggung skenario awal yang dibuat Sambo di balik kematian Brigadir J.
"Di dalam kasus ini, kuat maaruf skenario yang sangat hebat, sangat luar biasa saya lihat di dalam kasus ini kalian mengetahui semua. Bahkan, menginginkan daripada kematian anakku," kata Rosti, dikutip dari Tribunnews.com.
"Jadi kamu dan atasan kamu FS dan PC (Putri Candrawathi) sangat-sangat luar biasa skenariomu," sambungnya.
Rosti lantas menanyakan kesadaran Ricky dan Kuat yang baru saja meminta maaf atas insiden penembakan tersebut.
"Kok, baru sekarang ada kesadaran kamu minta maaf kepada Ibu, Ibunda daripada Yosua yang saat kau bunuh dengan sangat sadisnya," ujar dia.
Ia menganggap perbuatan segerombolan orang di rumahnya Sambo yang turut terlibat dalam pembunuhan anaknya sangat keji.
"Sangat kejinya perbuatan kalian, segerombolan kalian di rumah Bapak itu, menghabisi nyawa anakku dengan sadis tanpa memberikan satu pertolongan buat anakku," ungkap Rosti.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar