Sementara itu, Rohani Simanjuntak justru tak tunduk dengan intimidasi Ferdy Sambo dan anak buahnya.
Rohani menceritakan saat rumah orang tua Brigadir J didatangi perwira dari Divisi Propam Polri, termasuk Hendra Kurniawan yang saat itu masih menjadi Karo Paminal Divpropam Polri pada 11 Juli 2022 atau 3 hari setelah kematian Yosua.
"Awalnya saya live, dari Mabes-mabes itu tunjuk-tunjuk tangan sama saya: Hei jangan live, jangan ambil video segala macam," kata Rohani seperti dikutip dari Kompas.com.
"Bahkan HP kami mau dirampas," sambungnya.
Rohani menuturkan saat itu kakanya sudah ingin menyerah dan tidak ingin lagi beurusan dengan polisi, namun tidak dengannya.
"Dek, sudahlah dek, gak usahlah diungkit lagi. Kita harus memikirkan masa depan Reza, karena dia masih bertugas di kepolisian," kata Rohani menirukan ucapan Samuel.
"Lagian yang kita lawan ini juga jenderal," sambung Rohani.
Samuel saat itu juga memikirkan nasib adik Yosua yang juga berprofesi sebagai polisi.
Akan tetapi, justru mendengar jawaban Samuel itu semakin menguatakan tekad Rohani buat membongkar kejanggalan di balik kematian sang keponakan semakin kuat.
"Kalau bagi saya, tak peduli, apa yang ada harus saya jual demi mengungkap kasus ini. Kalaupun Reza tidak kerja, lebih baik dia jadi tukang cangkul dan kerja sawit," kata dia.
"Tidak masalah jadi miskin, asal jangan harga diri diinjak-injak," ucap Rohani.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunwow.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar