GridPop.ID - Ferry Irawan disebut tak punya ongkos pulang ke Jakarta dari Surabaya.
Sempat kesulitan pulang ke Jakarta, Ferry Irawan dibayarin oknum aparat.
Seperti diketahui Ferry Irawan muncul memenuhi panggilan polisi pada Senin (9/1/2023).
Ferry Irawan datangi Mapolda Jatim untuk memberikan keteranggannya terkait kasus dugaan KDRT kepada Venna Melinda.
Ferry Irawan tak banyak bicara saat berjalan keluar dari kantor polisi.
Ferry Irawan mengaku hanya melakukan klarifikasi terkait dugaan kasus KDRT yang menyeret namanya.
"Enggak tadi dateng klarifikasi aja," ujar Ferry Irawan.
Tak lama kemudian, Ferry Irawan dijemput sebuah mobil berwarna putih.
Disebutkan bahwa Ferry Irawan tak punya ongkos untuk pulang ke Jakarta dari Surabaya.
Hal itu diungkap oleh pengacara Venna Melinda, Hotman Paris, pada Jumat (13/1/2023).
Hotman Paris kemudian berharap Ferry Irawan memiliki ongkos untuk bisa terbang kembali ke Surabaya.
"Mudah mudahan dia ada ongkos untuk hadiri panggilan senin ini!" tulis Hotman Paris dikutip Tribun Jakarta dari media sosial Instagramnya.
Baca Juga: Resmi Jadi Tersangka KDRT, Ferry Irawan Berniat Baikan hingga Akui Masih Cinta Venna Melinda
Hotman Paris lalu membeberkan sebelumnya, Ferry Irawan tak punya ongkos untuk pulang ke Jakarta.
Ia menyebut Ferry Irawan bahkan sampai harus dibantu oleh salah seorang aparat.
"Karena untuk pulang dari Surabaya ongkos dia di bantuin oknum aparat," tulis Hotman Paris.
Sementara itu, diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), artis Venna Melinda ungkap pemicu hingga dia mengalami luka pada bagian hidung dan melaporkan Ferry Irawan, suaminya ke polisi.
Dilansir dari artikel Kompas.com, didampingi kuasa hukumnya, Hotman Paris, Venna menceritakan dua hal yang jadi pemicu pertengkaran berujung KDRT pada Minggu (8/1/2023) di sebuah hotel kota Kediri, Jawa Timur.
"Jadi sebetulnya tiga bulan terakhir saya memutuskan kembali ke dunia politik, dan di situlah pemicu cemburunya berlebihan," kata Venna dikutip dari YouTube Tribun Jatim Official.
"Seperti saya telepon ketua DPD which is itu laki, dibilang saya tidak ngerti marwahnya sebagai istri," lanjutnya.
Kemudian sebelum kejadian tanggal 8 Januari 2023, di mana Venna seharusnya melakukan pekerjaannya di Tulungagung, merasa terus diganggu oleh Ferry.
Sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Kediri selama 12 jam Ferry terus mengingatkan soal urusan ranjang.
"Diganggunya pada perjalanan Jakarta- Kediri 12 jam itu, memang dia sudah me-remind bahwa 'saya minta pacaran," ucap Venna.
"Arti pacaran apa itu?" tanya Hotman.
"Hubungan suami istri," jawab Venna.
Padahal saat itu Venna sedang sakit asam lambung yang dipicu rasa tertekan atas pernikahannya tiga bulan terakhir.
"Saya berangkat dalam keadaan asam lambung, saya muntah-muntah enggak bisa makan, saya bilang 'iya Bi, kalau saya sehat pasti saya iya,'" ucap Venna menirukan perkataannya pada Ferry Irawan saat itu.
"Sampai Kediri jam 10.00 (malam) saya ketiduran karena saya minum obat lambung, jam 03.00 (pagi) dia berusaha lah untuk melakukan itu (hubungan suami istri), tapi saya kan enggak mau, saya tarik lagi karena saya capek, saya mau kerja besok," sambungnya.
Kemudian pagi jam 06.00 Ferry mengirimkan link yang memperlihatkan Venna dalam pakaian olah raga sebelum berhijab, menyindir dan menyebut soal dosa jariyah.
"Saya terganggu, itu udah seringkali, saya bilang itu saya belum berhijab, sekarang saya sudah berhijab, enggak mungkin saya melakukan itu, akhirnya kita ribut," tutur Venna.
"Dia towel semua organ-organ saya dengan ya kasar lah, dia bilang 'saya cuma mau ini susah banget,' akhirnya saya bilang saya mau kerja, ribut," sambung Venna.
Keributan semakin besar ketika Venna bersiap untuk berangkat kerja.
"Jam 07.00 saya lagi dandan, saya tutup pintu kamar mandi karena saya mual, dia kan lagi buang air besar, saya tutup (pintu) marah lagi," kata Venna.
"Pokoknya hal kecil, saya merasa udah capek, saya hanya mau kerja, tapi itu lah yang jadi pemicu," sambung Venna Melinda
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar