2. Tidak nyaman berbagi rahasia "gelap"
Pernikahan yang sehat dan penuh cinta dibangun oleh dua orang yang saling mengetahui rahasia satu sama lain, tetapi masih saling mencintai.
Jika salah satu dari kita dan pasangan atau keduanya masih merahasiakan sesuatu yang signifikan, seperti pernikahan sebelumnya, jejak finansial yang buruk, pernah melakukan kekerasan terhadap pasangan, dan lainnya, maka artinya kita belum siap menikah dengan orang tersebut.
Jika kita takut pasangan bakal menghakimi kita, maka kita perlu berusaha mengetahui dari mana ketakutan itu berasal.
Ketika sudah menikah, kita tentu ingin menjadi diri kita yang asli dan tetap dicintai, begitu juga pasangan.
3. Tidak menyelesaikan pertengkaran dengan baik
Jika selama ini pola penyelesaian konflik kita dan dan pasangan adalah satu orang mengalah untuk yang lain demi menjaga perdamaian, artinya kita belum siap untuk menikah.
Pasangan yang bahagia belajar untuk mengomunikasikan keluhan mereka dengan bergerak menuju kepuasan bersama atau setidaknya saling memahami sudut pandang.
Jika salah satu dari kita dan pasangan terus-menerus memaafkan hanya agar emosi tidak memuncak, maka itu hanya akan menumbuhkan kebencian dalam hubungan.
Sebelum menikah, cobalah melakukan sejumlah pekerjaan, baik membaca buku tentang saran pernikahan atau berbicara dengan konselor pernikahan. Ini dilakukan untuk belajar memahami bagaimana menghasapi konflik yang memuncak di dalam hubungan. J
ika kita merasa diri kita tidak mau untuk "bertengkar secara cerdas", maka artinya kita belum siap untuk menikah. GridPop.ID (*)
Source | : | saostar.vn,Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar