GridPop.ID - Ibu ini resah karena putranya tak kunjung nikah di usia 38 tahun.
Melihat keadaan sang putra, ibu ini memutuskan untuk membawa anaknya ke dokter jiwa.
Namun setelahnya, fakta tak terduga di balik tindakan ibu ini pun mengejutkan.
Dilansir dari laman tribuntrends.com, pria China bermarga Vuong dipaksa sang ibu tiap tahun untuk pergi ke psikiater karena kondisi tersebut.
Sang ibu khawatir karena anaknya sudah umur 38 tahun namun belum juga menemukan tambatan hati.
Dikutip dari saostar.vn pada Minggu (12/2/2023), pria tersebut berasal dari Xinxiang, Provinsi Henan, China.
Menurutnya, selama empat tahun berturut-turut, setiap awal tahun, ibunya membawanya ke rumah sakit jiwa untuk diperiksa.
Ibu Vuong resah lihat anaknya tak pernah bawa pacar saat tahun baru.
Hal ini sontak membuat ibu Vuong merasa ada sesuatu dalam pikiran anaknya hingga sulit mendapat jodoh.
Baca Juga: Kuli Bangunan Kecanduan Judi Slot, Aniaya Ibu Kandung Meski Awalnya Ngaku Tak Sengaja Nyenggol
Pada 4 Februari, pria lajang berusia 38 tahun itu terus dibawa oleh ibunya ke Rumah Sakit Jiwa provinsi Ha Nam.
Lantas, apa kata dokter? Benarkah kekhawatiran ibu Vuong selama ini?
Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis bahwa Vuong tidak sakit.
Namun ibunya yang bermasalah.
Secara khusus, dokter mengatakan bahwa ibu Vuong menderita sindrom "anak laki-laki yang dipaksa menikah".
Vuong menceritakan bahwa dia telah belajar dan bekerja di Beijing selama lebih dari 10 tahun.
Dia sebelumnya adalah seorang aktor.
Saat ini Vuong menjadi pelatih tenis.
"Karena kesibukan pekerjaan, saya belum menemukan orang yang cocok," ujar pria tersebut.
Sedangkan ibunya sangat kecewa hingga tidak bisa tidur karena anaknya belum menikah.
Selain itu, Vuong mengatakan bahwa dia masih tidak memiliki cukup uang untuk membayar deposit untuk membeli rumah di Beijing.
Maka dari itu, Vuong merasa belum mapan.
Ia masih sulit untuk menikah dan memiliki kehidupan yang stabil.
Pria itu juga mengakui bahwa karena dia ingin menyenangkan ibunya, dia mau saja pergi ke rumah sakit.
Hal itu semata-mata untuk menenangkan pikirannya.
Vuong maklum karena dia tinggal di pedesaan.
Di lingkungannya, orang dewasa yang berumur 30 tahun dan belum nikah akan dianggap tua.
Ditambah lagi, mereka percaya orang-orang lajang itu memiliki masalah dengan pikiran mereka.
Baca Juga: Tak Bantah Isu Perselingkuhan Rully di Masa Lalu, Dewi Perssik Akui Tahu Faktanya dan Pilih Bodoamat
Video tersebut menjadi viral dan telah ditonton lebih dari 4 miliar kali.
Tentunya banyak pro kontra tentang video ini.
Banyak netizen percaya bahwa Vuong sebenarnya tak perlu ke rumah sakit.
Penyebabnya belum menikah bukan karena pikirannya yang aneh.
Namun karena kesibukan kerja.
Selain itu, Vuong juga belum punya cukup uang muka untuk membeli rumah.
Banyak netizen yang mengatakan bahwa menikah adalah urusan pribadi. Tentunya hal itu tak bisa dipaksakan.
Tanda Kita Belum Siap Menikah, Jangan Dipaksa
Dilansir oleh kompas.com dari Marriage, berikut tanda kita belum siap menikah yang perlu diperhatikan:
1. Baru sebentar mengenal calon pasangan
Misalnya, kita baru mengenal pasangan beberapa bulan, tetapi setiap momen bersama rasanya begitu menyenangkan.
Rasanya sulit sekali untuk melupakan si dia. Kita dan calon pasangan tidak mau dipisahkan. Ketika tidak bersama, kita tak berhenti saling berkirim pesan.
Namun, itu bukan berarti cinta. Biasanya, di tahun pertama bersama kita berada dalam tahap "tergila-gila" dalam hubungan.
Ya, memang ini tidak berarti kita tidak bakal menikahi pasangan kita itu suatu hari. Namun, hal pentingnya adalah kita perlu waktu untuk lebih mengenal seseorang sebelum berkomitmen lewat pernikahan.
Membuat keputusan penting dalam hidup dengan "kacamata merah jambu" atau ketika sedang tergila-gila dengan pasangan, bisa menjadi sebuah masalah. Berilah diri kita waktu untuk mengenal pasangan lebih jauh sebelum akhirnya memutuskan menikah setelah betul-betul yakin.
Baca Juga: FITNAH Jin Hamili Anaknya, Kedok Ayah Tiri di Garut Terkuak, Nekat Beraksi Meski Istri di Rumah
2. Tidak nyaman berbagi rahasia "gelap"
Pernikahan yang sehat dan penuh cinta dibangun oleh dua orang yang saling mengetahui rahasia satu sama lain, tetapi masih saling mencintai.
Jika salah satu dari kita dan pasangan atau keduanya masih merahasiakan sesuatu yang signifikan, seperti pernikahan sebelumnya, jejak finansial yang buruk, pernah melakukan kekerasan terhadap pasangan, dan lainnya, maka artinya kita belum siap menikah dengan orang tersebut.
Jika kita takut pasangan bakal menghakimi kita, maka kita perlu berusaha mengetahui dari mana ketakutan itu berasal.
Ketika sudah menikah, kita tentu ingin menjadi diri kita yang asli dan tetap dicintai, begitu juga pasangan.
3. Tidak menyelesaikan pertengkaran dengan baik
Jika selama ini pola penyelesaian konflik kita dan dan pasangan adalah satu orang mengalah untuk yang lain demi menjaga perdamaian, artinya kita belum siap untuk menikah.
Pasangan yang bahagia belajar untuk mengomunikasikan keluhan mereka dengan bergerak menuju kepuasan bersama atau setidaknya saling memahami sudut pandang.
Jika salah satu dari kita dan pasangan terus-menerus memaafkan hanya agar emosi tidak memuncak, maka itu hanya akan menumbuhkan kebencian dalam hubungan.
Sebelum menikah, cobalah melakukan sejumlah pekerjaan, baik membaca buku tentang saran pernikahan atau berbicara dengan konselor pernikahan. Ini dilakukan untuk belajar memahami bagaimana menghasapi konflik yang memuncak di dalam hubungan. J
ika kita merasa diri kita tidak mau untuk "bertengkar secara cerdas", maka artinya kita belum siap untuk menikah. GridPop.ID (*)
Source | : | saostar.vn,Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar