GridPop.ID - Mengajarkan puasa memang bisa dilakukan sejak anak kecil.
Bagi anak yang baru belajar puasa, tentu saja akan sangat berat karena harus menahan haus dan lapar seharian.
Oleh karena itu, orangtua harus pinta-pintar mencari cara agar si kecil betah sampai berbuka.
Nah, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengajak anak untuk ngabuburit di dapur sambi menunggu buka puasa.
Ya, hal ini bisa mengalihkan fokus si kecil dari rasa lapar dan haus.
Buat kamu yang masih bingung dan belum punya ide. Yuk, simak 4 ide ngabuburit di dapur bareng si kecil seperti dirangkum oleh Grid.Id berikut ini:
1. Kumpulkan resep sahur dan buka puasa
Ajak si kecil untuk memilih sajian buka puasa favorit. Kamu dapat membuat jadwal menu berbuka seminggu bersama si kecil.
Ajak si kecil untuk menentukan pada hari apa ia ingin berbuka dengan makanan favoritnya. Kamu bisa mengumpulkan menu makanan dari buku resep atau mencoba membuat masakan yang sedang viral di media sosial.
2. Biarkan si kecil memilih bahan makanan sendiri
Ajak dan biarkan si kecil memilih resep serta bahan makanan favoritnya sendiri. Kamu cukup mengarahkan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat makanan yang ia inginkan.
3. Buat minuman menyegarkan yang menarik
Agar si kecil antusias saat berbuka nanti, kamu bisa mengajaknya untuk menyiapkan minuman yang menyegarkan dengan warna atau tampilan yang menarik bagi anak-anak.
Agar kesehatan si kecil tetap terjaga selama puasa, pastikan minuman yang dibuat bermanfaat lebih bagi tubuh.
Kamu dan si kecil bisa membuat es buah, es cincau hijau, es kelapa muda, atau minuman menyegarkan lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.
4. Membuat kue sambil belajar angka dan bentuk
Aktivitas membuat kue ternyata bisa menjadi kegiatan seru bersama si kecil. Kamu bisa mengajaknya menakar bahan kue dengan timbangan.
Nah, kegiatan ini bisa sekaligus menjadi aktivitas untuk mengajari si kecil mengenal angka.
Selain itu, saat adonan sudah mulai jadi, kamu bisa mengajaknya untuk mencetak adonan sesuai bentuk yang diinginkan.
Kamu juga bisa mengenalkan beberapa bentuk melalui cetakan kue, seperti bulat, kotak, bulan dan bintang.
Baca Juga: 11 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Tubuh dan Mental yang Tak Terduga, Para Ahli Sampai Takju
Jangan lupa untuk tetap mengawasi hasil kerja si kecil agar rasanya tetap enak dan penampilannya cantik.
Supaya cita rasa makanan dan minuman untuk berbuka jadi semakin nikmat pilihlah bahan makanan dengan kualitas terbaik.
Salah satu bahan makanan yang dapat digunakan di hampir semua hidangan berbuka adalah krimer kental manis Dairy Champ. Banyak hidangan di dapur yang dapat dibuat bersama keluarga dengan menggunakan krimer kental manis Dairy Champ.
Krimer kental manis Dairy Champ bisa digunakan untuk aneka resep makanan mulai dari puding, kue, biskuit, martabak, roti, hingga aneka minuman, seperti thai tea dan teh tarik.
Dairy Champ merupakan krimer kental manis dengan bahan baku premium. Warna krimer ini sedikit kuning karena diproses secara alami dan tidak menggunakan bahan pemutih. Selain itu, Dairy Champ juga tinggi akan vitamin A, B1, D3, serta kalsium.
Cara Mengajarkan Anak Berpuasa, Termasuk Lakukan Secara Bertahap
Dilansir dari laman kompas.com, berikut ini tiga cara yang harus diperhatikan orangtua saat mengajarkan anak berpuasa:
1. Usia ideal berpuasa bagi anak-anak
Pertama, usia 4 tahun. Pada usia anak sekitar 4 tahun, di mana kondisi kesehatan anak secara fisik maupun mental cukup baik, maka orangtua boleh mengajarkan anak berpuasa.
Akan tetapi, Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat dr Ayi Dilla Septarini Sp.A mengatakan, sama halnya seperti berpuasa pada balita, anak usia 4 tahun juga tidak seharusnya berpuasa penuh seharian.
"Pada usia 4 tahun, anak cukup hanya dilatih dengan puasa selama 3-4 jam tanpa makan," ujarnya. Kedua, usia 5-7 tahun. Anak-anak dalam rentang usia ini dikategorikan sebagai usia yang cukup untuk menanamkan pengertian tentang puasa dan makanannya.
"Idealnya, para orangtua dapat mulai mengajak anak belajar berpuasa saat mereka sudah berusia 7 tahun," kata Desy.
"Pada usia ini, anak-anak cenderung sudah mulai berpikir kritis. Inilah masa-masa paling penting dalam kehidupan mereka," imbuh Ayi.
2. Ajak aktivitas menyenangkan
Diakui Ayi, masa-masa awal seorang anak berlatih puasa Ramadhan merupakan masa penyesuaian tubuh terhadap rasa lapar.
Sehingga, di awal-awal ia mencoba berpuasa, biasanya anak-anak mungkin akan terlihat lemas dan mengantuk.
"Biarkan mereka menghabiskan waktu tidur siang, namun jangan sampai berlebihan. Ajak anak melakukan berbagai aktivitas seperti belajar, mengaji, membaca buku, mewarnai, atau aktivitas yang menyenangkan lainnya," kata Ayi.
3. Buka puasa secara bertahap
Dikarenakan berpuasa bagi anak-anak adalah masa belajar atau berlatih, maka orangtua sebaiknya tidak memaksakan anak untuk berbuka puasa di waktu yang sama dengan Anda.
"Sesuaikanlah waktu berbuka puasa secara bertahap, sesuai dengan kemampuan masing-masing anak," ucap dia.
"Perlu diingat, puasa bagi anak bukan berarti tidak boleh makan selama seharian penuh, tetapi menunda waktu makan siang mereka saja," lanjutnya.
Pada tahap awal latihan berpuasa Ramadhan, jika anak biasanya sarapan sekitar jam 07.00, orangtua bisa menunda sarapan mereka menjadi jam 09.00 atau 10.00 sebagai latihan menahan lapar.
Setelah sarapan yang tertunda, ajak kembali balita Anda untuk melanjutkan puasanya dengan memperbolehkannya makan lagi pada pukul 15.00 dan kemudian dilanjutkan lagi hingga waktu maghrib untuk buka puasa bersama.
Jika anak Anda masih belum mampu bertahan, berikanlah mereka sedikit kelonggaran.
Seiring berjalannya waktu dalam satu bulan, anak biasanya akan memiliki peningkatan ketahanan untuk menahan lapar. Bisa jadi di akhir Ramadhan, mereka mampu tidak sarapan hingga jam 12 siang.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Benarkan Menyontek Bisa Batalkan Puasa? Begini Penjelasan MUI
Source | : | grid.id,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar