GridPop.ID - Sering menahan keinginan buang air kecil alias pipis menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan.
Rasa ingin buang air kecil atau pipis kadang-kadang datang di waktu yang tidak tepat, semisal saat berkendara atau sedang kegiatan lain yang tidak bisa diganggu.
Biasanya, jika sudah begitu akan banyak yang memilih untuk menahan pipis sampai batas waktu yang tidak diketahui.
Masalahnya, kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan saluran kemih (urologi).
"Menahan buang air kecil dapat menyebabkan risiko infeksi saluran kemih, penyakit urologi yang sering dialami perempuan, nyeri pada kandung kemih, atau batu saluran kemih, bahkan penurunan fungsi ginjal," kata Prof.Dr. Harrina E. Rahardjo Sp.U(K), dari RS Siloam Asri Jakarta.
Pada perempuan, gangguan urologi yang paling banyak ditemui adalah saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) dan infeksi saluran kemih.
"Sekitar 30 persen perempuan pernah mengalami setidaknya sekali infeksi saluran kemih. Gejala infeksi ini misalnya nyeri saat buang air kecil atau anyang-anyangan,"katanya.
Sementara itu, gejala LUTS misalnya sering pipis pada siang atau malam hari, sulit menahan pipis, mengompol, atau aliran kencing terputus-putus dan tidak tuntas.
"Kondisi LUTS yang sering dikeluhkan perempuan adalah overactive bladder atau beser," kata dr.Harinna.
Penyebab beser sendiri belum diketahui dengan pasti.
Namun, beberapa teori mengaitkan kondisi ini dengan proses penuaan, genetik, menopause, stres psikologis, radang saluran cerna, hingga sumbatan saluran kemih bagian bawah.
"Overactive bladder dapat disertai dengan gejala mengompol. Selain itu, terdapat jenis mengompol lain yang sering pada perempuan yaitu mengompol yang timbul saat pasien batuk, bersin, tertawa, atau aktivitas fisik lainnya," paparnya.
Walau pun tidak mengancam jiwa, tetapi LUTS sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Aspek pekerjaan, sosial, seksual, dan kualtias tidur dapat terganggu ketika seseorang mengalami LUTS.
Pengobatan
Pengobatan gangguan urologi akan disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang tepat sehingga dokter dapat menentukan tata laksana yang sesuai untuk pasien.
Menurut dr.Harrina saat ini sudah tersedia peemrmiksaan urodinamik yang bekerja dengan merekam perilaku kandung kemih saat sedang diisi dan saat sedang berkemih.
Data yang didapat nantinya berupa grafik yang dapat menunjukkan kapasitas kandung kemih kencing, ada tidaknya overaktivitas kandung kemih saat sedang diisi dan apakah otot kandung kemih berkontraksi dengan baik saat berkemih, serta apakah masih terdapat sisa urine setelah pasien selesai berkemih.
"Data yang didapat lalu dikombinasikan dengan keluhan dan kondisi klinis pasien hingga dapat menetukan rekomendasi tata laksana untuk pasien,” ujarnya.
Baca Juga: 6 Sayuran yang Tidak Cocok Dikonsumsi Saat Sahur, Ada Kol hingga Jagung Manis
Untuk penanganan penyakit biasanya dimulai dengan pengaturan gaya hidup seperti mengatur jumlah dan jenis cairan yang dikonsumsi, mengatur jadwal berkemih, hingga mengelola penyakit penyerta jika ada.
Selain itu, terapi fisik dan rehabilitasi juga dapat diberikan seperti latihan otot dasar panggul dan stimulasi kandung kemih. Obat-obatan diberikan sesuai diagnosis.
Untuk mencegah infeksi saluran kemih yang sering pada perempuan, dr Harrina juga menganjurkan agar tidak sering menahan kencing, menjaga kebersihan saluran kemih, dan segera berkonsultasi ke dokter apabila dijumpai gejala-gejala infeksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai Gangguan Saluran Kemih karena Sering Menahan Pipis"
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar