"Itu disuria yang biasa masyarakat kenal dengan istilah anyang-anyangan," ujarnya terpisah, Rabu (22/2/2023).
Indra menyampaikan bahwa disuria bisa terjadi kepada siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang tua.
"Disuria itu bukan penyakit, namun itu adalah gejala dari penyakit lain, seperti infeksi saluran kencing/kemih karena adanya peradangan (inflamasi) dan juga iritasi," jelasnya.
Peradangan ini dapat terjadi pada sistem kemih maupun daerah genitalia yang bisa dialami oleh laki-laki ataupun perempuan.
Penyebab infeksi saluran kemih
Indra menyebutkan, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan.
Pertama, bisa karena akivitas seksual yang menyebabkan iritasi pada uretra seperti berkuda dan bersepeda.
Selain itu, vagina juga merupakan daerah sensitif terhadap bahan-bahan tertentu seperti sabun, alat kontrasepsi, dan lainnya.
Kedua, bisa juga disebabkan karena trauma yang terjadi pada sistem kemih.
Biasanya trauma terjadi akibat dari benturan maupun iritasi dari pemasangan selang kateter yang terlalu lama dan bisa juga terjadi karena hubungan seksual.
"Hubungan seksual bisa juga menyebabkan disuria, namun pada intinya harus selalu menjaga kebersihan diri dan pasangan saat dan setelah melakukan hubungan seksual," jelas Indra.
Ketiga, adanya sumbatan atau obstruksi saluran kemih yang disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat dan striktur uretra.
Hal ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada saluran uretra dan membuat batu pada saluran kemih yang juga disebut sebagai tumor pada sistem kemih.
Selain itu, peradangan bisa juga disebabkan karena perubahan hormonal. Terlebih pada perempuan menopause (sudah tidak mengalami menstruasi lagi).
Perempuan menopause memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami disuria.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar