GidPop.ID - Hotman Paris baru-baru mengungkapkan skandal perselingkuhan pilot dan pramugari.
Tak hanya itu, Hotman Paris juga menyoroti berapa besaran gaji juru terbang alias pilot yang memiliki selingkuhan padahal sudah berkeluarga.
Cerita Horman Paris soal perselingkuhan juru terbang dan pramugari ini diungkap setelah dirinya mendapatkan pengaduan dari seorang istri pilot yang mengaku suaminya selingkuh dengan pramugari.
Dilansir dari laman banjarmasinpost.co.id, Hotman Paris menyampaikan hal itu dalam unggahan Instagram @hotmanparisofficial, Minggu (14/5/2023).
"Keluhan seorang istri pilot yang tadi pagi ngadu ke saya gara-gara suaminya pilot selingkuh dengan pramugari," ungkap Hotman Paris.
Menurut Hotman Paris, istri pilot itu mengungkapkan kalimat menarik soal maskapai penerbangan yang tak menghiraukan laporan istri pilot tersebut.
Menurut pengakuan istri pilot yang disampaikan Hotman bahwa pihak maskapai tidak menghiraukan laporan soal pilot selingkuh dengan pramugari kecuali pramugari tersebut tengah mengandung.
"Ada kalimat yang menarik dari istri pilot ini, waktu saya sarankan kenapa gak mengadu ke maskapai, istri pilot ini bilang gini 'untuk apa mengadu ke maskapai sudah banyak pengaduan selingkuh pilot dengan pramugari sehingga maskapai sudah tidak menanggapi kecuali pramugarinya hamil'," jelas Hotman.
"Isu suami pilot selingkuh dengan pramugari sudah banyak terjadi, pertanyaannya emang gaji pilot berapa?," sambungnya.
Baca Juga: 'Dia Cuma Pencet-pencet doang' Hotman Paris Bantah Aisiah Buka Paksa Pintu Lift Bandara Kualanamu
Tak hanya itu saja, Hotman Paris pula menyinggung penghasilan gaji yang diterima oleh pilot dan pramugari tersebut yang menurutnya perlu dianalisa.
"Coba kita hitung gaji pramugari kalau tinggal di apartemen Rp 4 sampai 10 juta sebulan, kos sama shopingnya sudah berapa. Berarti seorang pilot harus menyediakan Rp 15 juta sampai 20 juta untuk pacarnya yang pramugari," bebernya.
"Kalau gaji pilot yang sudah nikah antara Rp 40 sampai 50 juta berarti anak dan istrinya kebagian berapa, ini perlu dianalisa," sambungnya.
Meski tak menjelaskan sosok pilot ini, Hotman mengatakan keduanya sama-sama bekerja di penerbangan swasta yang sama.
Kendati begitu, atas pernyataan tersebut Hotman Paris turun tangan.
"Saat dijalan tol menuju bandara Surabaya, tiba-tiba Hotman ditelepon seorang istri pilot nangis-nangis telepon Hotman katanya pada saat dia pulang kampung gara-gara bapaknya meninggal dia curiga atas laporan temannya bahwa suaminya diduga selingkuh dengan seorang pramugari dari perusahaan penerbangan swasta yang sama," bebernya.
"Akhirnya dia pulang dan mendapatkan suaminya lagi tidur sedangkan si pramugari itu sedang merokok dengan santainya seolah-olah habis (nenene)," sambungnya.
"Dan pada saat istri melihat kejadian itu di rumahnya, anak-anaknya melihat mereka ketika tiba di rumah tersebut." pungkasnya.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, Hotman Paris merupakan salah satu pengcara kondang di Indonesia.
Hotman juga beberapa kali terlibat dalam penyelesaian kasus-kasus viral, seperti kasus pegawai minimarket di Tangerang Selatan yang diancam UU ITE, serta wanita yang dipukuli anggota DPRD di SPBU Palembang. Dia juga turut memviralkan kasus santri yang dianiaya hingga tewas di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur.
Dr. Hotman Paris Hutapea, S.H., LL.M., M.Hum, lahir di Laguboti, Sumatera Utara, 20 Oktober 1959 silam.
Dilansir dari laman IKA Unpar, Hotman Paris merupakan pengacara yang bergerak di bidang hukum bisnis internasional.
Ia menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (FH Unpar), Bandung, dan lulus pada 1981.
Pada 1990, Hotman Paris melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar Master of Laws atau LL.M di University of Technology, Sydney, Australia.
Dia juga menempuh pendidikan magister di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada 2005. Tak berhenti di situ, Hotman kembali mendalami ilmu hukum dengan melanjutkan studi doktor di Universitas Padjadjaran.
Dikutip dari Kompas.com (21/6/2011), Hotman Paris Hutapea resmi menyandang titel gelar itu pada 2011.
Dia meraih predikat cum laude alias lulus dengan nilai sangat memuaskan, setelah sukses mempertahankan disertasinya di hadapan penguji.
Kala itu, tim promotor yang dipimpin Prof Dr Djuhaendah Hasan meminta agar Hotman tidak menganggap titel sebagai tambahan dua huruf saja.
Namun, harus dimaknai sebagai tugas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Banjarmasin Post |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar