GridPop.ID - Apakah normal jika dorongan melakukan hubungan intim tiba-tiba menggebu?
Pada dasarnya, hubungan intim adalah kebutuhan bilogis bagi pasangan suami istri.
Biasanya, hubungan intim yang tahan lama didambakan pasutri.
Mengutip Tribun Medan, Psikolog Klinis sekaligus Edukator Seksualitas Inez Kristanti memaparkan bahwa pasangan bisa melakukan tiga hal agar hubungan intim bisa bertahan lama.
Tips tersebut antara lain posisi tubuh, teknik saat bercinta dan olahraga.
Menurutnya, ketiga hal ini sangat membantu dalam mendukung sesi bercinta yang lebih menyenangkan dan tahan lama.
Tapi, bagaimana jika dorongan seksual meningkat secara tiba-tiba?
Apakah hal tersebut normal?
Dilansir dari Kompas.com, sebenarnya ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan dorongan seksual, yaitu:
- Puber atau Penuaan
Tak menutup kemungkinan bahwa orang yang berusia lebih muda memilikki dorongan seksual yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang lebih tua.
Baca Juga: Pasangan Suami Istri Wajib Bekerja Sama, Ini Cara Atasi Kesenjangan Seksual Dalam Hubungan Intim
Pada remaja laki-laki, misalnya, produksi testosteron meningkat 10 kali lipatnya dan kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gairah atau minat seks pada periode perkembangan tersebut.
Tapi pada wanita, yang berusia paruh baya mungkin memiliki dorongan sekual yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang lebih muda.
Sebuah penelitian tahun 2010 terhadap wanita dewasa menemukan bahwa orang berusia 27-45 tahun lebih cenderung memikirkan aktivitas seksual, lebih sering memiliki fantasi seksual yang intens dan memiliki kehidupan seks yang lebih aktif daripada mereka yang berusia 18-26 tahun.
- Perubahan Tingkat Hormon
Kadar hormon seks estrogen, progesteron dan testosteron dapat naik-turun selama hidup kita, bahkan dalam satu hari, dilansir dari Insider.
Kondisi tersebut memengaruhi dorongan seksual yang dirasakan.
Bagi wanita, kadar estrogen meningkat sebelum dan selama ovulasi, menyebabkan peningkatan gairah seks.
Sedangkan kadar estrogen pada pria yang tinggi menyebabkan peningkatan libido.
Kadar testosteron tinggi biasa terjadi pada pria dan atlet muda yang menggunakan steroid.
Sebuah laporan pada 2016 menemukan, menjalani terapi estrogen kemungkinan juga akan meningkatkan dorongan seksual pada wanita.
Tak hanya itu saja, konsumsi testosteron dengan terapi estrogen dosis rendah untuk tujuan pascamenopause juga bisa meningkatkan gairah seksual seseorang.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Disebut Dapat Menular Lewat Hubungan Intim, Kemenkes Ungkap Fakta Sebenarnya!
- Hubungan Seksual Terjalin Secara Sehat
Tak menutup kemungkinan bahwa orang yang berada dalam hubungan seksual yang lebih menyenangkan daripada hubungan sebelumnya akan mengalami dorongan seksual yang lebih tinggi pula.
OBG-YN di Serenity Women's Health & Med Spa di Pearland, Texas, Tamika K. Cross, MD, FACOG mengungkap bahwa pengalaman seks yang baik dan menyenangkan membuat seseorang ingin melakukannya lebih sering.
"Ketika kita merasakan sesuatu yang terasa enak dan memuaskan, kita cenderung menginginkannya lebih," katanya.
- Peningkatan Aktivitas Olahraga
Adanya peningkatan aktivitas fisik atau penurunan berat badan juga ikut memengaruhi dorongan seksual menjadi lebih tinggi.
Studi yang dilakukan pada 2018 mengungkap, hubungan positif antara kebugaran fisik dan dorongan seksual yang lebih tinggi.
Para peneliti menemukan bahwa pada wanita, gairah sangat dipengaruhi oleh daya tahan kardiovaskular.
"Aktivitas fisik dapat membuat kita merasa lebih terhubung dengan tubuh kita dan dapat meningkatkan citra diri," kata terapis seks dan hubungan di California Selatan, Kamil Lewis.
"Saat kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri, kita cenderung ingin lebih sering melakukan hubungan seks dengan pasangan."
- Minim Stres
Baca Juga: Ingin Miliki Keturunan Laki-laki? Pasutri Wajib Terapkan 5 Cara Ini saat Berhubungan Intim
Jika stres berkurang, maka dorongan seksual juga mungkin akan lebih tinggi dibandingkan biasanya.
Cross mengatakan, tingkat stres yang lebih tinggi melepaskan lebih banyak hormon kortisol yang pada akhirnya berdampak negatif pada dorongan seks seseorang.
Dalam sebuah penelitian berskala kecil di tahun 2008, peneliti mengukur dorongan seksual dan kadar kortisol 30 orang wanita sebelum dan sesudah menonton film erotis.
Mereka menemukan bahwa wanita yang mengalami penurunan kortisol memiliki dorongan seks yang lebih tinggi.
"Meskipun seks sangat identik dengan fisik, ini sebenarnya juga sangat dipengaruhi kesehatan mental dan psikologis seseorang," ujar Cross.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar