GridPop.ID - Apakah kamu sudah mengetahui seperti apa ciri-ciri suami hiperseks?
Jika belum, jangan langsung judge suami mu hiperseks karena frekuensi mengajak hubungan intim yang dirasa lebih dari kebiasaan normal.
Lantas seperti apa sih ciri-ciri seseorang pengidap hiperseks?
Melansir Nova.ID via Grid.ID, Dr. Gerard Paat, MPH mengatakan bahwa setinggi apa pun frekuensi bercinta tak selalu dikategorikan mengidap hiperseks.
Ia kemudian menerangkan, hiperseks pada pria yang disebut satyriasis yang dipengaruhi berbagai faktor fisik maupun psikis.
Aspek fisik meliputi peradangan di saluran kemih yang merangsang kerja saluran tersebut sedemikian rupa hingga individu bersangkutan terkesan "haus" untuk selalu berintim-intim.
Apa pun penyebab peradangan ini harus segera ditemukan agar bisa dipastikan upaya penyembuhannya.
Sebab jika tak segera ditangani, maka dikhawatirkan peradangan akan meluas sehingga menjadi peradangan di buah zakar.
Peradangan di buah zakar akan berpengaruh pada hubungan seksual, di antaranya mengganggu produksi hormon testosteron.
Sementara aspek psikis bisa berupa ketidaknyamanan dalam diri yang membuat kebutuhan akan kedekatan dengan pasangan meningkat tajam.
Bila digali lebih lanjut, tak tertutup kemungkinan ia menderita konsep diri yang sangat rendah hingga khawatir tak mendapat perhatian dari pasangan.
Baca Juga: Setiap Hari Hubungan Intim Langsung Bisa Hamil? Berikut Ini Penjelasannya
Guna menutupi perasaan tak aman tersebut, ia akan berusaha keras menunjukkan keperkasaan di atas ranjang sebagai satu-satunya kelebihan yang dimiliki.
Atau sebaliknya, membangun "pertahanan" dengan kecurigaan berlebih, semisal mencurigai pasangan ada main dengan orang lain, tapi ia tetap menuntut aktivitas berintim-intim lebih sering dari biasanya.
Penyebab lain, aktivitas berintim-intim dijadikan satu-satunya cara berkomunikasi hanya karena merasa tak mampu membuka diri atau menjalin komunikasi dengan baik.
Bisa juga lantaran terbiasa memanfaatkan aktivitas seks sebagai pelepas ketegangan, seperti yang sering terjadi pada pekerja-pekerja yang bidang pekerjaannya dirasa memiliki tingkat stres amat tinggi, semisal supir-supir truk.
Atau, lantaran tak terpenuhinya keinginan/harapan seksual yang bersangkutan.
Ketidakpuasan atau bahkan ketiadaan aktivitas yang satu ini kemudian menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti gelisah terus-menerus, susah tidur, dan cenderung marah-marah tanpa sebab.
Ketidakjelasan kondisi psikis ini akan menyeretnya untuk terus mencari dan mencari kepuasan seks.
Akan tetapi, upaya pencarian akan pemenuhan kebutuhan seksual tersebut kerap ditempuh lewat jalur-jalur negatif, semisal dengan "jajan" atau malah selingkuh.
Hingga, kondisi ini kemudian memunculkan ciri hiperseks selanjutnya, yaitu promiscuity atau kecenderungan berganti-ganti pasangan.
Penyebab Hiperseks
Melansir Mayo Clinic via Kompas Health, sejumlah kondisi berikut ini dapat menjadi penyebab hiperseks, yakni:
Baca Juga: Suami Minta Lakukan Hubungan Intim Setiap Hari Tak Serta Merta Tanda Hiperseks, Kok Bisa?
- Ketidakseimbangan kimiawi otak, seperti serotonin, depamin, dan norepinephrine, yang berguna untuk mengatur suasana hati sehingga jumlah yang berlebihan bisa memicu perilaku seksual kompulsif
- Kecanduan untuk melakukan perilaku seksual kompulsif sehingga memicu perubahan jaringan saraf otak dan membuat penderitanya memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi konten seksual dan melakukan stimulasi agar mendapatkan kepuasan
- Memiliki penyakit atau gangguan kesehatan, seperti epilepsi dan demensia, yang akan merusak bagian otak sehingga menyebabkan perilaku seksual kompulsif
GridPop.ID (*)
Source | : | Grid.ID,Kompas Health |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar