Find Us On Social Media :

Kilaunya Tak Lekang oleh Waktu, Begini Cara Investasi Berlian agar Menguntungkan

By None, Kamis, 10 Januari 2019 | 07:16 WIB

Berlian 59,60 karat yang dikenal sebagai

GridPop.id - Peminat investasi berlian selalu saja ada dan tak pernah surut.

Apalagi, harganya yang tinggi membuat orang yakin menyimpannya sebagai aset untuk jangka waktu lama.

Untuk urusan investasi, berlian memang bukan jadi sasaran utama, namun, peminat batu permata ini selalu saja ada. 

Akan tetapi para investor berlian tampaknya sedikit kecewa.

Belum lama, Credit Suisse dalam laporan riset Global Investment Returns 2018, mengungkapkan investasi berlian malah mencatatkan return minus.

Baca Juga : Ditahan Rumah Sakit, Bayi Kembar Nan Mungil Ini Kembali ke Pelukan Ibunya Lewat Perjuangan Panjang, Jasa Pedagang Dermawan Ini Tak Akan Terlupakan

Berdasarkan data periode 1900 sampai 2017, rata-rata imbal hasil investasi berlian justru minus 5%.

Jika menelisik harganya, nilai berlian memang terus turun dalam sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan data Indeks Harga Berlian secara keseluruhan dari Polishedprices, sepanjang 2007-2017, harga berlian turun 11,3%.

Sementara, sepanjang tahun lalu, harga berlian masih turun 1,17% menjadi US$ 115,97 per karat. Per Jumat (2/3), berlian dipatok US$ 118,26 per karat.

Dikutip dari Kontan, Perencana keuangan ZAP Finance, Prita H. Ghozie menilai, saat ini, investasi batu permata tidak begitu diminati oleh investor kalangan usia 20-35 tahun.

Modal awal yang terbilang jumbo menjadi salah satu alasan.

"Batu berlian minimal sebesar 1 karat mungkin butuh uang di atas Rp 80 juta. Kalangan muda dengan dana terbatas pasti akan mencari bentuk investasi lain yang lebih kecil modalnya," ujar Prita.

Belum lagi soal likuiditas. Budi Raharjo, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Budi Raharjo bilang, berlian tergolong komoditas yang punya segmentasi pasar yang kecil.

Baca Juga : Mengharukan, Ditolak Seorang Lelaki Selama 14 Tahun, Perempuan Penyabar Ini Akhirnya Menikah

Karakteristiknya yang beragam dan sangat spesifik membuat berlian tidak mudah dijual kepada siapa saja dan kapan saja.

"Harus liat warnanya, cutting-nya, karatnya, dan kriteria lainnya sebelum membeli dan menjual berlian, karena itu sangat berpengaruh terhadap nilainya," kata Budi, Jumat, (2/3).

Selain memperhatikan soal tipe dan karakteristik, calon investor berlian sebaiknya juga mencari informasi ke berbagai ahli dan komunitas.

Dengan begitu, lebih mudah mempelajari pasar sehingga tahu kapan sebaiknya membeli, menjual, dan pada harga berapa transaksinya.

Ingat, sertifikat merupakan barang yang sangat krusial untuk bertransaksi berlian. Pastikan hanya membeli dan menjual berlian yang menyertakan sertifikat resmi.

Perlu disadari pula, investasi berlian bersifat jangka panjang.

Prita menilai, biasanya keuntungan menjual kembali berlian baru bisa maksimal jika sudah di atas 10 tahun. Untuk itu, ia menyarankan berlian sebagai investasi alternatif saja.

Budi sepakat, berlian bukan tipe instrumen investasi yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan tertentu, seperti persiapan dana pensiun, atau dana pendidikan. Pasalnya, berlian sebagai instrumen investasi lebih sulit untuk diukur dari segi imbal hasil, risiko, dan dasar analisnya.

"Investasi berlian baiknya dilakukan jika portofolio investasi pada instrumen keuangan lainnya sudah terpenuhi dengan baik. Jadi, lebih untuk koleksi," katanya.

Baca Juga : Kematian Dua Sejoli di Kamar Hotel: Ada Sperma di Tubuh Sang Wanita, Dokter Beberkan Hasil Forensik

Baca Juga : Tak Hanya Sekali, Maia Estianty Kerap Kepergok Tenteng Tas Mahal Sampai Miliaran Rupiah!