Find Us On Social Media :

Miris! Begini Kronologi Siswi SD yang Dicabuli Hingga Hamil Oleh Pamannya Dan Lahirkan Bayi dengan Berat 2,6Kg

By Nailul Iffah, Selasa, 29 Januari 2019 | 08:17 WIB

Devi Tiomana (tengah) berbincang dengan warga.

Grid.ID - Seorang paman tega mencabuli dua keponakan kembarnya yang masih kelas 6 Sekolah Dasar.

Sialnya, satu dari keduanya, sebut saja A dan B, dikabarkan sampai hamil.

Kejadian ini terjadi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana yang ditemui Tribun, mengungkapkan, korban yang hamil saat ini telah melahirkan di salah satu Rumah Sakit di Kota Pontianak.

Korban telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat, dengan berat 2,6 kg.

Sementara itu sang saudara kandung masih berada di Kecamatan Batu Ampar.

Baca Juga : Tak Setuju dan Menyesal, Adik Ahok Ancam Kakaknya Jika Nekat Menikah!

Devi mengungkapkan, kasus ini pertama kali terkuak saat korban A (sebelumnya inisial AT,red) ditanyai oleh guru kelasnya.

Saat itu sang guru merasa curiga, perut siswi itu kian hari semakin membesar.

Sang guru pun bertanya kepada A dan kemudian guru yang curiga melaporkan hal ini ke pihak kepolisian.

Mengetahuinya hal itu, Devi menerangkan bahwa pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan.

Tak hanya itu, polisi juga menanyai korban serta melakukan tes kehamilan.

Maka terkuaklah seluruh perbuatan bejat sang paman.

Dia terbukti mencabuli kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, hingga melahirkan.

"Kejadian ini terbukanya bulan 12 lalu, si siswi ini ditanyai oleh gurunya, yang merasa curiga karena perutnya korban ini semakin besar, setelah ditanya dan pihak guru melaporkan ke pihak Kepolisian, atas kecurigaan ini, dan dibawa ke Puskesmas untuk di cek, ternyata benar, anak ini sedang hamil," ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahwa kedua korban tinggal bersama dengan ibu dan pamannya yang berinisial SD (23).

Baca Juga : Berani Coba Makan Durian Seharga Rp14 Juta? Rasanya Unik, Loh!

Keluarganya yang lain juga tinggal di rumah warisan keluarga sang ayah itu.

Ayah korban sendiri hingga sekarang tidak diketahui di mana rimbanya.

“Ibunya ada juga tinggal di rumah itu, mereka ini tinggal di rumah warisan dari pihak ayah, lalu ada keluarga mereka yang lain juga. Jadi pelaku dan korban ini memang satu rumah," ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa dirinya telah menemani korban di rumah sakit, saat korban hendak melahirkan.

"Kasihan si anak ini, kemarin dia di rumah sakit itu meraung-meraung kesakitan, karena anak usia 13 tahun kan masih belum sempurna organ reproduksi dan tubuhnya,"ungkapnya.

Dia pun bersyukur, sang korban telah melahirkan sang anak dengan selamat.

Korban bercerita kepadanya, bahwa korban mengungkapkan bahwa korban masih tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

"Dia ini kemarin tidak paham kalau dirinya hamil, yang taunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, tali takut ada penyakit lain,"ungkap nya.

Baca Juga : Bukan karena Stroke dan Pendarahan Otak, Robby Tumewu Meninggal Akibat Infeksi Paru-paru

Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.

Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.

“Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya,"ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa, kejadian saat ini, dengan lahirnya sang anak dari korban kedua bukan puncak dari kasus ini.

Namun ujian bagi korban akan lebih besar setelah ini.

Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap korban agar korban bisa tetap kuat.

Dan pihaknya juga akan menyiapkan sekolah bagi korban agar tetap bisa lanjutkan pendidikannya. (*)