GridPop.id - Duka mendalam masih dirasakan artis Marini Zumarnis yang baru saja kehilangan ibunya, Fatmawati.
Fatmawati, Ibu Marini Zumarnis baru saja meninggal dunia tadi pagi (8/2/2019) pukul 07.30 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Ibu Marini Zumarnis meninggal dunia karena menderita penyakit langka aneurisma yang merupakan penyakit bawaan lahir.
Baca Juga : Kucing Belang Tiga Pasti Berjenis Kelamin Betina, Mitos atau Fakta?
Marini Zumarnis mengatakan ibunya sudah menderita aneurisma selama 7 tahun terakhir.
Karena penyakit aneuris itu pula ibu Marini Zumarnis juga menderita stroke karena pembuluh darah di otak pecah.
Etwin, menantu ibu Marini Zumarnis pun juga membenarkan kondisi dan penyakitnya yang menyebabkan meninggal dunia.
Etwin juga menceritakan penyakit aneurisma itulah yang membuat ibu Marini Zumarnis mengalami koma selama 7 tahun.
"Beliau mengalami koma kurang lebih hampir tujuh tahun. Beliau sakit, Alhamdulillah ini lah yang terbaik yang diberikan Allah SWT," kata Marini Zumarnis.
Baca Juga : Mengamuk Hancurkan Motor Tapi Menangis Ditangkap Polisi, Adi Saputra Ternyata Pedagang Kopi Keliling
"Semoga kami sekeluarga, anak-anak, mantu, serta cucu tabah ditinggalkan beliau, beliau damai di sisi Allah," sambungnya.
Penuturan keluarga Marini Zumarnis tentang mendiang ibunya yang mengalami koma 7 tahun tentu mengejutkan.
Baca Juga : Mengerikan, Seorang Perempuan Dimakan Hidup-Hidup oleh Babi Peliharaannya Sendiri
Pasalnya, sangat jarang seseorang mengalami koma hingga bertahun-tahun seperti ibu Marini Zumarnis.
Apalagi Marini Zumarnis mengatakan penderita aneurisma seperti ibunya sangat jarang yang mampu bertahan bertahun-tahun karena biasanya hanya hitungan jam.
Di luar penyakit yang diderita ibu Marini Zumarnis, lantas apa yang terjadi dengan otak dan tubuh orang selama koma?
Perlu dipahami koma adalah kondisi orang 'tertidur nyenyak' tapi berbeda dengan orang tidur seperti umumnya.
Melansir dari bustle.com, orang koma tidak menunjukkan reaktivitas atau respon tubuh terhadap sentuhan maupun cahaya.
Baca Juga : Ungkit Kecelakaan Anak Ahmad Dhani: Mbak Keponakannya yang Mana?
Karena itu tidurnya orang koma sudah pasti berbeda dengan orang tidur biasa yang masih mudah terbangun ketika ada cahaya menyilaukan atau sentuhan.
Sebenarnya ada berbagai macam jenis dan tingkatan orang koma.
Koma dapat digolongkan sebagai keadaan vegetatif atau kematian otak. Maksudnya, fungsi otak manusia ketika mengalami koma dimatikan.
Tapi, beberapa fungsi tubuhnya masih bisa digunakan selama mengalami koma, tergantung tingkat keparahannya.
Lalu apa yang terjadi pada otak selama koma?
Secara neurologis, fungsi otak manusia yang koma mati karena terjadi gangguan 'komunikasi otak' di antara batang otak dan otak besar.
Baca Juga : Intip 5 Dress Manis Vanesha Prescilla untuk Kondangan Akhir Pekan, Penuh Pesona Sesuai Usia
Gangguan itulah yang menyebabkan pola aktivitasi saraf di otak mati sehingga orang koma tidak merespon cahaya dan sentuhan.
Meski begitu, para dokter 2013 pernah melakukan penelitian ketika merawat pasien epilepsi dalam keadaan koma.
Otak orang koma mungkin tak mampu merangsang sentuhan atau cahaya seperti orang normal selama tertidur nyenyak.
Tetapi, nyatanya mereka masih mampu berkomunikasi atau sadar kondisi dirinya yang sedang koma.
Dalam kondisi tersebut otak mereka secara neurologis masih mencoba dan melindungi dirinya sendiri.
Baca Juga : Berstatus Istri Mayor Jenderal TNI, Bella Saphira Pamer Potret Liburan Mewah di Bali Bareng Suami
Bagaimana kondisi tubuh saat koma?
Ada dua jenis kondisi otak manusia saat koma, otak yang masih mampu mengedalikan kesadaran lebih tinggi dan otak yang membantu tubuh tetap berfungsi selama koma.
Seperti yang sudah dijelaskan beberapa anggota tubuh orang koma masih berfungsi meski otaknya dalam keadaan mati.
Beberapa bagian tubuh orang yang maish berfungsi saat koma, yakni pernapasan, jantung dan pencernaan.
Tetapi, 3 anggota tubuh itu masih bisa berfungsi tergantung tingkat koma yang dialami manusia.
Baca Juga : Paksa Cucunya Foto Sampai Nangis, Ibu Ayu Ting Ting Banjir Hujatan
Contohnya, pasien yang koma setelah mendapat serangan jantung. Pasien tersebut dapat pulih kembali jika detak jantungnya menunjukkan pola tertentu.
Selain itu, beberapa pasien koma juga masih membutuhkan bantuan alat pernapasan meski disebutkan pernapasan manusia masih bisa berfungsi saat koma.
Bahkan bagi sebagian pasien koma pun masih mampu mendengarkan suara di sekitarnya meski tak mampu meresponnya.
Baca Juga : Terungkap, Istri Ustaz Maulana Sempat Berpesan Sebelum Meninggal Dunia : Jangan Menikah Lagi
Baca Juga : Mengamuk Hancurkan Motor Tapi Menangis Ditangkap Polisi, Adi Saputra Ternyata Pedagang Kopi Keliling