Find Us On Social Media :

Sadis! Seorang Pria Dibacok hingga Tewas saat Salat di Masjid, Pelaku Alami Gangguan Jiwa

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Sabtu, 16 Februari 2019 | 13:00 WIB

Jenazah Maslikhin yang tewas dibunuh saat salat sedang dievakuasi dari Masjid Miftahul Falah, Sukasari, Sumedang, Kamis (14/2/2019) malam.

GridPop.id - Peristiwa pembunuhan yang terjadi di sebuah masjid saat jemaah tengah melakukan ibadah salat.

Insiden yang tak diinginkan tersebut menyebabkan satu korban jiwa meninggal dunia dengan luka bacok.

Pelaku pun berhasil diringkus hingga diketahui penyebabnya.

Peristiwa tersebut terjadi di Masjid Miftahul Falah yang terletak di Sukasari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Kamis (14/2/2019) malam, yang mengegerkan warga.

Baca Juga : Perubahan Sikap IA Sebelum Jadi Korban Pembunuhan Sadis dan Dibakar di Atas Spring Bed

Pasalnya, mereka tak menyangka akan terjadi peristiwa berdarah saat melaksanakan kegiatan reguler mereka di masjid.

Melansir dari Tribun Jabar (16/2), seorang pria bernama Maslikhin tewas dibacok saat sedang melaksanakan salat isya di masjid.

Belakangan diketahui pembunuhnya adalah tetangga sendiri yang bernama Kurnaevi.

Pelaku ditangkap beberapa jam setelah pembunuhan.

Baca Juga : Kronologi Pembunuhan Wanita yang Dibakar di Sumatera Selatan, Motif Diduga Karena Utang

Seorang saksi, Kunia (45) menyampaikan krologi peristiwa mengerikan tersebut.

"Kaget, tidak menyangka pak Maslikhin mengalami hal seperti itu, karena kan kami sedang salat, sembahyang biasa," ujar Kurnia.

Kurnia menceritakan ketika kejadian dirinya dan jemaah yang lain, termasuk korban, sedang melaksanakan salat Isya.

Di rakaat pertama, salat berjalan seperti biasa, namun pada saat rakaat kedua, tiba-tiba ada orang yang jatuh di jajaran paling kanan.

Baca Juga : Masih Berusia 12 Tahun, Polisi Perlakukan Khusus Bocah SD Jadi Tersangka Pembunuhan di Minut

"Saat dilihat, ada orang sudah tergeletak, mengeluarkan darah, salat langsung berhenti," ujar Kurnia.

Kurnia menceritakan, tak ada suara teriakan ataupun suara keras sebelum korban jatuh dan tergeletak bersimbah darah.

"Hanya saat dilihat, ternayat dibacok patik (kampak besar untuk memotong kayu)," ujarnya.

Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo mengatakan korban mengalami luka di bagian belakang kepala akibat bacokan kapak besar pembelah kayu atau disebut patik.

Baca Juga : Terungkap Karena Medsos, Polisi Bongkar Identitas dan Motif Pelaku Pembunuhan Sadis Siswi SMK Bogor

"Korban dibacok dari arah belakang ketika sedang salat isya dan ada saksi yang melihat pelaku kabur keluar dari dalam masjid," kata AKBP Hartoyo di Mapolres Sumedang, Jumat (15/2/2019).

Polisi yang mendapat laporan langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi pelaku pembacokan bernama Kurnaevi alias Ea (36) yang bertetangga dengan korban.

"Sekitar pukul 21.00, pelaku berhasil diamankan saat sedang mengaji surat Yasin di pemakaman umum Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor yang berbatasan dengan Desa Sindangsari," kata Kasatreskrim AKP Dede Iskandar, Jumat (15/2/2019).

Tersangka Kunaevi alias Ea yang tega menghabisi nyawa tetangganya sendiri mengaku kenal dengan korban.

Baca Juga : Pembunuhan Sadis Siswi SMK Bogor, Korban Sempat Berdiri dengan Pisau Masih Menancap di Dada

“Saya kenal dengan korban, tetanggaan dan kerap ke masjid bersama untuk salat dan mengaji,” kata Kurnaevi alias Ea saat ditanya Tribun, Jumat (15/2/2019).

Ia mengaku kesal, marah, dan tak dihargai dengan jemaah masjid karena suka terburu-buru kalau salat berjamaah sehingga hanya memberikan sedikit waktu untuk salat sunah.

“Saya kesal, marah, dan tak dihargai,” katanya pendek.

Sebelum kejadian pembunuhan, pelaku baru pulang dari Bandung bersama adiknya setelah mengerjakan pembuatan kanopi, Kamis (14/2/2019) sore.

Baca Juga : Begal Sadis Pembacok Adiknya Ditangkap, Vicky Prasetyo: Adik Saya Cacat, Jarinya Hampir Putus

“Dia baru datang dari Bandung dan baru buka puasa. Dia rajin puasa Senin-Kamis, minum seteguk air kemudian ke masjid ikut salat Magrib dan sempat mengaji,” kata Kasatreskrim AKP Dede Iskandar di Mapolres, Jumat (15/2/2019).

Pelaku datang lagi ke masjid saat mau salat Isya dan ternyata salat sudah berlangsung.

Kurnaevi kembali lagi ke rumahnya yang tak jauh dari masjid dan mengambil patik atau kapak besar pembelah kayu.

Ia masuk lagi ke dalam masjid melalui pintu samping sebelah kiri.

Baca Juga : Miris, Tiga Anak Merasa Bingung saat sang Ibu Meninggal di Dalam Bus, Anaknya: Mamah Kenapa Tidur Terus

Di dalam masjid tersangka mengayunkan patik dengan kedua tangan dan menebaskan ke bagian belakang kepala korban sebanyak dua kali.

“Dibacok dua kali,” katanya dengan kepala tertunduk.

Dikutip dari kompas.com, Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo mengatakan, pelaku mengaku membunuh korban karena dendam.

"Tidak ada motif lain, motifnya dendam pribadi. Jadi, jangan dikait-kaitkan dengan motif yang aneh-aneh ya. Ini murni dendam pribadi," ujar Hartoyo saat pengungkapan kasus di Mapolres Sumedang, Jumat (15/2/2019).

Baca Juga : Setahun Kisah Adelina Lisao, TKI Malaysia yang Dipaksa Tidur di Teras hingga Tewas, sang Ibu Masih Tuntut Keadilan

Dijelaskan polisi bahwa awalnya tersangka juga datang ke masjid hendak salat, namun korban yang juga datang malah memelototi pelaku.

Tak terima, pelaku pulang mengambil kapak kemudian kembali ke masjid dan membacok korban hingga tewas.

Hartoyo mengatakan, dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa Kurnavei pernah menderita gangguan jiwa.

Dokter yang pernah menangani Kurnaevi menyebut, pelaku kerap berhalusinasi.

Baca Juga : Aldama Putra Tewas dengan Sekujur Tubuh Penuh Luka Lembam Akibat Dianiaya Senior

Diduga, pengakuan pelaku yang merasa dipelototi korban hanya halusinasi.

Pasalnya dokter yang pernah menangani Kurnaevi menyebut bahwa pelaku kerap berhalusinasi.

"Kata dokter spesialis kejiwaan yang sempat menangani pelaku, dia kerap berhalusinasi. Saat kejadian, halusinasi itu yang muncul dan melatarbelakangi pelaku membunuh korban," ujarnya.

Polisi pun menghadirkan Edi, dokter spesialis kejiwaan yang merawat Kurnaevi.

Edi mengaku pernah merawat pelaku pada Juni 2018 lalu.

Baca Juga : Mengerikan Isi Surat Terakhir Putri Diana yang Ditulis Sebelum Tewas, Firasat Ajal Akan Menjemput?

Pelaku mengalami stres berat dan sering melamun, Edi pun menyarankan Kurnaevi untuk dirawat.

"Pelaku mengalami gangguan jiwa berat. Saat terakhir kali diperiksa, saya sudah menyarankan untuk dirawat," ujarnya.

Edi pun menduga pelaku melakukan pembunuhan karena halusinasinya kambuh setelah sekian lama tak berobat.

"Hal ini (pembunuhan) terjadi mungkin saja karena halusinasi pelaku ini kambuh lagi karena sudah lama tidak berobat lagi," katanya. (*)