Find Us On Social Media :

Teka-Teki Kasus Penusukan Siswi SMK di Bogor, Polisi Minta Bantuan FBI

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Kamis, 21 Februari 2019 | 12:18 WIB

Identitas Pelaku Penusukan Siswi SMK di Bogor masih samar

GridPop.id - Misteri pembunuhan Siswi SMK di Bogor masih menyisakan teka-teki.

Hingga sekarang pelaku masih belum tertangkap.

Kepolisian pun masih berusaha mengungkap kasus pembunuhan siswi SMK yang ditusuk oleh orang tak dikenal.

Sebelumnya, Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18), seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bogor, Jawa Barat, menjadi korban penusukan pada Selasa (8/1/2019).

Baca Juga : Siswi SD Alami Trauma Dihukum Push-Up 100 Kali, Begini Penjelasan Kepsek

Melansir dari Tribun Bogor, gadis yang berstatus pelajar kelas XII di SMK Baranangsiang, Kota Bogor, itu ditusuk di sebuah gang, sekitar Jalan Riau, Baranangsiang, Bogor.

Hari itu, pada Selasa sore, Andriana baru saja selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya sekitar pukul 15.15 WIB.

Dia lantas pulang ke kos yang berada di belakang sekolahnya.

Baca Juga : Miris! Begini Kronologi Siswi SD yang Dicabuli Hingga Hamil Oleh Pamannya Dan Lahirkan Bayi dengan Berat 2,6Kg

Saat tiba di sebuah gang kecil yang merupakan akses jalan tembusan ke tempat kosnya itu, tiba-tiba seorang pria langsung menusuk Noven dan melarikan diri.

Kejadian itu terekam oleh CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian.

Tidak ada barang korban yang hilang.

Baca Juga : Kejam! 4 Fakta Siswi Kelas 6 SD Melahirkan, Pelaku Diduga Lakukan Pencabulan pada Dua Anak Sekaligus

Di lokasi, polisi menemukan sebuah sarung badik yang kemudian dijadikan sebagai barang bukti.

Sementara itu, badik yang digunakan untuk menusuk korban masih tertancap di bagian dada kiri korban.

Dalam keterangannya, Kasubag Humas Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Yuni Astuti mengungkapkan, korban ditemukan oleh warga dalam keadaan telungkup bersimbah darah.

Peristiwa itu kemudian langsung dilaporkan kepada aparat kepolisian.

Baca Juga : Terungkap Karena Medsos, Polisi Bongkar Identitas dan Motif Pelaku Pembunuhan Sadis Siswi SMK Bogor

"Korban masih mengenakan pakaian seragam sekolah," kata Yuni.

Yuni menjelaskan, luka tusukan yang dialami korban cukup parah sehingga menyebabkan gadis kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu meninggal saat dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga : Duka Lara Keluarga Siswi SMK, Korban Sempat Curhat Masalah Lelaki kepada Adik Kandungnya Sebelum Dibunuh dengan Sadis

Hasil penyelidikan, korban menderita luka tusuk senjata tajam yang menembus dada bagian kiri sedalam 22 sentimeter dengan lebar luka 3 sentimeter.

"Korban meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit," tuturnya.

Sebulan berselang, kasus ini masih menyisakan tanda tanya.

Namun kepolisian akan meminta bantuan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap Andriana Noven Cahya (18).

Baca Juga : Terancam Hukuman Berat, Dosen PTN Kupang Dikabarkan Rela Ceraikan Istri Sah Demi Mahasiswi Selingkuhannya

Melansir dari kompas.com, Kepala Polda Jawa Barat Agung Budi Maryoto mengatakan, FBI memiliki alat digital yang bisa memperjelas hasil rekaman kamera pengawas CCTV.

Agung menyebut, hal itu diperlukan untuk mempermudah polisi mengenali wajah pelaku penusukan tersebut.

"Iya, kami akan bekerja sama dengan FBI untuk minta bantuan dari digitalnya, dari teknologinya. Kami akan minta bantu," ucap Agung seusai bersilaturahim bersama para ulama di Bogor, Selasa (19/2/2019).

Baca Juga : Gara-gara 'Gatal' Posting di Facebook, Terduga Pelaku Pembunuh Siswi SMK Bogor Segera Ditangkap, Inikah Sosok S itu?

Sebelum meminta bantuan FBI, kata Agung, pihaknya terlebih dulu akan mengirim surat kepada Mabes Polri meminta persetujuan.

Setelah disetujui, lanjutnya, Mabes Polri akan mengirimkan surat permohonan kepada badan investigasi negeri Paman Sam itu.

"Untuk bisa membuka yang ada di CCTV itu kan dimungkinkan di Amerika punya alat itu. Jadi kalau sekarang kami sulit karena memang kabur (gambar tidak jelas). Jadi, kami tidak bisa berandai-andai. Kami harus utamakan digital forensik," katanya. (*)