Find Us On Social Media :

5 Fakta Lilik Abdul Hamid, WNI yang Tewas Dalam Teror Penembakan di Selandia Baru, Seorang Tekinisi Pesawat yang Dikenal Baik Warga Sekitarnya

By Bunga Mardiriana, Minggu, 17 Maret 2019 | 16:06 WIB

Almarhum Lilik Abdul Hamid

GridPop.ID - Hingga saat ini tercatat sebanyak 7 warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban dari tragedi penembakan di Selandia Baru.

4 orang dinyatakan selamat, 2 orang mengalami luka dan sedang dirawat di rumah sakit sedangkan 1 lagi dinyatakan meninggal.

Identitas seorang WNI yang dinyatakan meninggal tersebut telah diketahui.

Baca Juga : Kondisi Terkini WNI yang Jadi Korban Penembakan Teroris di Selandia Baru, 1 Diantaranya Meninggal Dunia

Ialah Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid.

Dirinya dinyatakan meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru.

Kabar meninggalnya Lilik Abdul Hamid disampaikan oleh pengurus Masjid Al-Noor, Christchurch (16/3/2019) sore.

Baca Juga : 7 Fakta Brenton Tarrant, Pelaku Penembakan di Selandia Baru, Kalangan Miskin Hingga Mantan Pelatih Gym!

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung menghubungi Nina, istri almarhum Lilik Abdul Hamid melalui telepon.

Setelah berita kematiannya mencuat ke publik, beberapa fakta tentang dirinya pun terkuak.

Berikut ini GridPop.ID telah merangkum beberapa fakta tentang Lilik Abdul Hamid.

Baca Juga : Pahlawan Aksi Teror di Selandia Baru, Rela Melemparkan Diri hingga Tubuh Diterjang Peluru untuk Selamatkan Jemaah Lain

1. Alumni Sekolah Tinggi Penerbangan (STPI) Curug, Tangerang, Banten

Melansir dari Kompas.com, Lilik Abdul Hamid merupakan alumni dari Sekolah Tinggi Penerbangan (STPI) Curug, Tangerang, Banten.

Hal tersebut belum lama ini dibenarkan oleh Ketua Ikatan Alumni STPI Curug, Salahudin Rafi.

Baca Juga : Penembak Masjid di Selandia Baru Sempat Dibekukan dengan Ditabrak Mobil Patroli, Kini Brenton Tarrant Diborgol Terdiam di Hadapan Pengadilan

Ia mengatakan, Lilik merupakan lulusan tahun 1983 dan saat itu STPI masih bernama Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (PLP).

"Beliau masuk tahun 1981 berarti lulus 1983. Kalau dilihat dari tahunnya, saat itu masih PLP, karena baru berubah jadi STPI sekitar tahun 2000-an," kata Rafi seperti dikutip GridPop.ID dari Kompas.com, Minggu (17/3).

2. Seorang Teknisi Pesawat di Air New Zealand

Baca Juga : Tantowi Yahya Ungkap Kondisi Terkini WNI Korban Penembakan Massal di Selandia Baru, Kritis?

Rafi melanjutkan, Lilik dikenal sebagai taruna yang berprestasi.

Prestasinya tersebut kemudian membawa Lilik menjadi teknisi di Air New Zealand.

3. Baik Pada Alumni dan WNI di Selandia Baru

Baca Juga : Mengerikan! Detik-detik Penembakan di Masjid Selandia Baru, Puluhan Korban Berjatuhan Bersimbah Darah

Rafi mengatakan, alumni STPI Curug cukup terkejut dengan kabar meninggalnya Lilik.

Walaupun bertemu secara langsung, namun menurut Rafi, Lilik cukup dikenal di kalangan para alumni.

Tak hanya itu, Lilik juga dikenal oleh warga negara Indonesia di Selandia Baru.

Baca Juga : 40 Tewas dalam Penembakan Horor di Masjid di Christchurch Selandia Baru, Pelaku Rekam Aksinya Lewat Live Streaming

4. Seorang Teknisi Pesawat Selama Belasan Tahun

Melansir dari nzherald.co.nz, Kepala Staff Eksekutif di Air New Zealand, Christopher Luxon, mengatakan bahwa ia sungguh berduka kehilangan salah satu anggota timnya.

Pasalnya, Lilik telah bekerja di Air New Zealand selama belasan tahun.

Baca Juga : Sempat Diduga Tewas, Seorang Korban Penembakan Bangun Saat Akan Dibawa ke Kamar Jenazah Rumah Sakit

"Lilik sudah menjadi bagian dari tim teknisi pesawat kami selama 16 tahun. Ia bahkan sudah mengenal tim kami sejak sebelum dibuat. Saat itu ia masih bekerja dengan para teknisi kami di luar negeri," ungkap Luxon.

"Pertemanan yang ia bangun pada saat itu membawanya ke Air New Zealand dan pindah ke Christchurch. Kepergiannya akan selalu dikenang oleh tim kami," ujarnya lagi.

5. Keluarga Lilik Dikenal Baik Oleh Koleganya di Tempat Kerja

Baca Juga : Tragis! Coba Melahirkan Sendiri Bermodalkan Tutorial YouTube, Ibu dan Bayi Ini Ditemukan Tewas

Luxon kemudian juga mengungkap keluarga Lilik dikenal oleh para pekerja di Air New Zealand.

"Lilik, istrinya Nina dan anak-anak mereka, Zhania dan Gerin dikenal baik oleh tim teknisi kami dan keluarganya. Yang kami lakukan sekarang adalah memberi dukungan untuk mereka," ujar Luxon. (*)