Find Us On Social Media :

Mengerikan, Kakak Habisi Nyawa Adik Kandungnya hingga Memotong Alat Vital dan Memakan Dagingnya!

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Rabu, 10 April 2019 | 13:28 WIB

Ilustrasi pembunuhan

GridPop.ID - Insiden mengerikan ini terjadi di daerah Brasil, Amerika Selatan.

Seorang remaja sekaligus kakak tega menghabisi nyawa adik kandungnya dengan cara yang mengenaskan.

Pelaku memutilasi tubuh korban hingga membakarnya.

Baca Juga : Ifan Seventeen Jenguk Siswi SMP yang Dikeroyok di Pontianak, Korban Sampaikan Keinginan Terdalam: Tak Mau Wajahnya Disensor untuk Tunjukkan Saya Kuat

Dikutip GridPop.ID dari dailymail.co.uk via Intisari, Rabu (10/4), seorang polisi menangkap seorang remaja perempuan berusia 18 tahun bernama Karina Roque.

Hal ini karena Karina telah mengaku menyiksa adik laki-lakinya yang berusia lima tahun sampai meninggal.

Ketika polisi menemukan mayat Maycon Roque, adik laki-laki Karina, polisi terkejut.

Baca Juga : Pelihara Ikan Predator hingga Habiskan 200 Ribu Rupiah Per Hari, Pria asal Jombang Harus Berurusan dengan Polisi

Pasalnya, yang terjadi di depan mata bisa dibilang adalah penyiksaan yang sangat berat.

Menurut polisi, Maycon Roque yang dimutilasi berat ditemukan oleh ibunya pada Kamis malam lalu setelah seorang kerabat masuk ke rumah keluarga di Sao Roque, Brasil Tenggara, untuk menemukan Karina yang berdiri di samping jasad anak itu.

Detektif mengatakan mayat korban ditemukan dengan luka aneh.

Ada luka pisau di pergelangan tangannya, sebagian kepalanya dipenggal, kedua matanya telah ditusuk, dan kakinya telah terbakar.

Baca Juga : Edan! Tiga Pelaku Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak Justru Santai dan Sibuk Selfie di Kantor Polisi Seolah Tak Merasa Bersalah

Kemudian, Karina diduga mengkalaim bahwa dia 'memotong organ vital adiknya dan memakannya.'

Menurut polisi, saat insiden itu terjadi, Ibu Karina tengah pergi berbelanja dan meninggalkan putranya dalam asuhan putrinya.

Ketika beberapa jam kemudian sang ibu kembali, dia menemukan pintu depan terkunci.

Baca Juga : Heboh Kasus Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak oleh Siswi SMA, Hotman Paris Turut Kawal Kasus dan Sumbangkan Sebagian Honornya

Media lokal melaporkan bahwa Karina menolak untuk membiarkan ibunya masuk.

Karena merasa frustasi, sang ibu lalu mengajak keluarganya untuk memaksa pintu itu terbuka.

Dan saat pintu terbuka, pemandangan mengerikan itulah yang mereka lihat.

Sang ibu pun langsung pingsan karena sakit terkejut.

Baca Juga : Berniat Temui Teman Facebooknya, Remaja 14 Tahun Justru Dicabuli Secara Bergiliran Oleh 4 Pria di Sidoarjo dan Motornya Dibawa Kabur

Menurut polisi, Karina sempat mencoba melarikan diri ketika pamannya dan kerabat lainnya berusaha menahannya.

"Mereka berusaha mencegahnya berlari tetapi dia tampaknya menjadi sangat agresif dan mulai melemparkan benda-benda ke arah orang lain,” kata Detektif Anderson Góes.

"Pamannya dipukul dan terluka oleh batu dan dia juga menggigit anjing keluarga yang menyerangnya saat dia ditahan oleh kerabat."

Baca Juga : Tegar dan Setia Jaga Ani Yudhoyono Saat Dirawat di Rumah Sakit, Annisa Pohan Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Berikan Pesan Kesembuhan Untuk Sang Ibu Mertua

Selama pemeriksaan, Karina mengakui bahwa ia membujuk adiknya ke kamarnya dengan berpura-pura mereka sedang bermain.

Namun Karina justru mencekiknya dengan bantal.

Lalu saat bocah laki-laki tersebut sudah tewas, Karina memutilasi tubuh adiknya.

Penyelidik forensik juga dilaporkan menemukan ponsel yang terbakar, kartu memori, pisau lipat, dan sejumlah kecil ganja di rumah.

Baca Juga : Beredar Foto Jadul Syahrini Saat Manggung, Kenakan Korset dan Celana Ketat Seharga Rp 30 Juta yang Seksi Abis!

Detektif Goes mengatakan: "Kami percaya ponsel itu milik tersangka dan sengaja dirusak olehnya untuk menghancurkan bukti kontak online.”

Alhasil, kini Karina telah didakwa dengan pembunuhan dan percobaan pembunuhan pamannya.

Baca Juga : Menangis Saat Tahu Ani Yudhoyono Derita Kanker, Begini Reaksi Aira Saat Tak Boleh Jenguk Neneknya di ICU

Dia ditahan di sel di Penjara Wanita Votorantim di Sao Paulo. (*)