GridPop.ID - Sebuah kasus pembunuhan di Blitar, Jawa Timur pada Rabu (3/4/2019) sempat membuat heboh.
Melansir dari Kompas.com, jenazah seorang guru tari honorer ditemukan dalam koper oleh pencari rumput di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggodang, Kecamatan Udunawu, Blitar, Jawa Timur.
Jenazah yang kemudian diketahui bernama Budi Hartanto tersebut ditemukan tanpa kepala dan dalam kondisi tanpa busana.
Polisi baru menemukan bagian kepala Budi Hartanto di Kediri pada Jumat.
Kasus pembunuhan tersebut kini mulai menemui titik terang.
Pasalnya, kedua terduga pelaku pembunuhan berhasil ditangkap oleh polisi di dua tempat yang berbeda.
Melansir dari Surya.co.id, polisi telah menangkap dua orang pelaku pembunuhan pada Jumat (12/4/2019).
Kedua terduga pelaku tersebut berinisial AP dan AJ, dan berjenis kelamin laki-laki.
AJ berhasil diringkus oleh kepolisian Kediri sedangkan AP ditangkap saat dirinya melakukan perjalanan menuju Jakarta.
Baca Juga : Minum Air Mayat Selama Seminggu Tanpa Sadar, Penduduk Resah dan Ungkapkan Kekecewaan
"Informasi dari Ditreskrimum Polda Jatim, pelaku mutilasi segera akan ke Jakarta dengan menggunakan bus. Kami lakukan penyekatan jalan tol termasuk di pintu masuk Cikarang utama," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf seperti dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, kepribadian salah satu pelaku pembunuhan yaitu AJ, belum lama ini diungkap oleh tetangganya.
Melansir dari Surya.co.id, AJ sehari-hari berjualan nasi goreng di warungnya di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Usaha nasi goreng yang dimiliki AJ tersebut pun masih tergolong baru sehingga para tetangga belum mengenalnya secara baik.
"Sejak datang orangnya berjualan nasi goreng. Dia tinggal sendirian," ungkap Sujirah, yang rumahnya bersebelahan dengan warungnya.
"Baru sekitar 10 hari buka nasi goreng di desa kami," ujarnya.
Baca Juga : Mengejutkan! Tiba-tiba Ada Mayat Ditemukan dalam Sebuah Pesta Pernikahan yang Digelar di Hotel Mewah
Selain itu warga juga menyebutkan AJ memiliki kepribadian yang kebanci-bancian dan melambai.
Ia pun memiliki banyak rekan dari komunitas yang sama. (*)