GridPop.id - Masih ingat dengan Maya Rumantir?
Ya, Maya Rumantir adalah penyanyi era 80-an yang dulu sangat dikenal.
Maya Rumantir kemudian banting setir menjadi politisi.
Langkah Maya Rumantir melenggang ke Senayan masih terbilang mulus.
Pada Pemilu 2019 ini, dia menempati posisi kedua perolehan suara calon anggota DPD RI dari daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, Maya mendapatkan 168.086 suara pemilih.
Suara terbanyak diraih caleg nomor 21 atas nama Cherish Harriette dengan perolehan 180.224 suara.
Setelah Maya, caleg nomor 22 Djafar Alkatiri 147.210 suara, lalu caleg nomor 39 Stefanus B. A. N. Liow dengan 125.099 suara.
Maya mengaku senang karena menurut dia, perolehan suara itu luar biasa.
"Saya mengapresiasi masyarakat yang sudah memilih saya karena mereka tidak tergoyahkan terhadap suatu nilai-nilai moral. Boleh dikatakan suara saya cukup signifikan," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (17/5/2019) malam.
Maya mengaku, sudah datang ke Sulut sejak 20-an tahun lalu melalui berbagai aktivitas sosial.
Berbagai cara postif dilakukan Maya agar dekat dengan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan sosial, di antaranya mengunjungi panti jompo, panti asuhan dan memberikan edukasi kepada masyarakat soal sumber daya manusia (SDM) dan kerohanian.
"Itu dilakukan di kabupaten dan kota di Sulut. Ini memang panggilan dan tuntunan Tuhan bahwa keterpanggilan ini untuk membangun bangsa ini," ungkap Maya.
Perolehan suara ini mengantarkan Maya untuk kedua kalinya duduk di DPD RI.
Dia menuturkan, sebelum maju DPD, dia mendapatkan tawaran dari partai politik (parpol) untuk menjadi caleg DPR RI.
"Tapi, saya tetap pada pendirian ke DPD RI saja," kata dia.
Maya mengatakan, terjun ke dunia politik tentu selalu ada ongkosnya.
Namun, bagi dia, yang harus dihindari adalah money politic demi menciptakan pemerintahan yang bersih.
"Karena untuk dikenal masyarakat jelas ada sesuatu yang harus dikenang dan tentunya harus ada sentuhan dengan masyarakat. Tapi, itu bukan nanti ada momentum baru kita bagi-bagi duit. Itu berarti tidak murni," kata dia.
"Malah saat saya maju DPD RI, saya tidak memberikan apa-apa. Tetapi saya memberi diri langsung bersama-sama dengan masyarakat."
"Justru yang keluarkan biaya mereka, bukan saya. Ini bukti, menandakan kita sudah investasi kepada masyarakat jauh sebelum pesta demokrasi."
"Itulah kalau kita mengikuti cara-cara Tuhan, maka Tuhan sendiri yang beracara di hati masyarakat," lanjut Maya.
Menurut dia, saat Pemilu 2019, balihonya paling sedikit di Sulut dan hanya dipasang di ujung-ujung kota.
"Tapi kalau kita sudah pasang baliho di hati masyarakat itu susah dicabut," tegasnya.
Sementara, Anggota KPU Sulut Meidy Tinangon mengatakan, saat ini tahapan rekapitulasi oleh KPU RI masih berlangsung.
"Setelah penetapan nasional, ada kesempatan gugatan ke MK. Kalau tidak ada, penetapan calon terpilih," katanya saat dihubungi via telepon, Jumat malam.
"Setelah penetapan nasional, ada kesempatan gugatan ke MK. Kalau tidak ada, penetapan calon terpilih," katanya saat dihubungi via telepon, Jumat malam.
Dia menambahkan, untuk caleg DPD dapil Sulut yang lolos hanya 4 orang berdasarkan perolehan suara.
Baca Juga: Nekat Tentang Prabowo, AHY Disindir Sebagai Bangsawan Politik Usai Lakukan Manuver Tak Terduga