GridPop.id - Ani Yudhoyono meninggal di Singapura setelah menjalani perawatan karena penyakit leukemia yang dideritanya.
Kepergian Ani Yudhoyono meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga.
Penyakit kanker memang menjadi momok tersendiri saat ini.
Dari sekian banyak penyakit kanker, yang paling banyak menjadi perbincangan adalah kanker darah atau leukimia.
Sama dengan kisah Ani Yudhoyono yang menderita kanker darah alias leukemia, ada juga kisah bocah 6 tahun asal Tiongkok yang menderita penyakit serupa.
Jimmy bocah 6 tahun ini sudah menderita kanker darah dan harus dirawat di Rumah Sakit Qianfoshan di Provinsi Shadong, Tiongkok.
Menurut China Economic Net, Senin (29/4/2019), Jimmy telah melakukan kemoterapi ketiganya.
Namun dia terinfeksi bakteri dan lendir.
Kemudian, infeksi lendir dan bakteri tersebut dengan cepat mengikis hidung serta gusi dan rahang atasnya hanya dalam satu bulan.
Akibatnya, bakteri itu mengikis setengah wajah Jimmy.
Untuk menjaga wajah Jimmy yang tersisa, dokter mengangkat bagian yang ter-erosi oleh bakteri.
Pascaoperasi, orangtuanya khawatir bahwa anak itu tidak bisa menerimanya, maka mereka menyembunyikan semua cermin di rumah.
Namun sayang dia melihat wajahnya melalui ponsel ayahnya, Jimmy mengetahui bahwa dia tidak memiliki rahang atas.
Bahkan, untuk makan saja dia sangat kesulitan dan hanya bisa makan-makanan yang sudah cair atau diencerkan.
Sang ibu Jiang, mengatakan pada wartawan bahwa hal terpenting bagi Jimmy adalah menstabilkan kondisinya.
Sedangkan untuk perbaikan wajahnya, tidak bisa dipastikan kapan itu bisa dilakukan.
Untuk merawat Jimmy, Jiang telah menghabiskan lebih dari 600.000 yuan (Rp1,2 miliar) dan berhutang 200.000 yuan (Rp420 juta) dari luar negeri.
Perlu diketahui, kanker darah atau leukemia adalah penyakit kanker yang sering menimpa anak-anak misalnya Shakira, anak dari artis tanah air Denada.
Hingga orangtua seperti Ani Yudhoyono yang juga mengidap penyakit kanker darah atau leukemia.
Menurut Natioanl Cancer Institute, leukemia juga bisa diderita oleh orang yang berusia 65 dan 75 tahun dengan rata-rata saat diagnosis di usia 66 tahun.