Tim dokter terpaksa memberinya obat tidur karena Ani Yudhoyono sempat mengalami gagal nafas dan saat itu perlu dipasangkan alat bantu pernapasan atau respirator.
"Sejak kemarin (Kamis 31 Mei 2019) pakai respirator. Sudah berlangsung usaha untuk mensupport beliau. Upaya maksimal tidak membawa hasil karena kehendak Yang Maha Kuasa untuk Ibu," ujar dia.
Terawan juga menegaskan bahwa kepergian Ani Yudhoyono disebabkan perjalanan penyakit kanker darah bukan karena fakotr lain.
"Kemarin memang kondisinya membaik. Tapi tiba-tiba beliau mengalami kemunduran dan itu bukan dari apa-apa, memang dari perjalanan penyakitnya sendiri," ujar Terawan.
Pada saat-saat kritis tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun tak absen berada di samping sang istri tercinta.
Satu jam sebelum Ani Yudhoyono meningal dunia, SBY sempat menitikkan air matanya dan jatuh ke kening sang istri.