Find Us On Social Media :

Bongkar Kondisi Peti Mati Sederhana yang Disiapkan untuk Ani Yudhoyono, Luhut Pandjaitan: Inilah yang Akan Kita Pakai Nantinya Tidak Peduli Presiden Atau Ibu Negara, Semua Sama

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Kamis, 6 Juni 2019 | 08:00 WIB

Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan

Luhut Pandjaitan juga menyadari bahwa rasa kehilangan SBY tentu akan dirasakan semua orang.

Baca Juga: Inilah Penampilan Ani Yudhoyono Dalam Balutan Busana Bernuansa Hitam di Hari Ulang Tahun Terakhirnya Bersama Annisa Pohan

Saat itu pula, lanjut Luhut Pandjaitan, hanya ada air mata yang mampu menumpahkan pedih hati kehilangan orang tercinta sebagaimana yang ditunjukkan SBY.

"Sehebat apapun pencapaian kita, air mata tetap tak ayal dibendung ketika saat itu tiba. Seperti bagaimana saya menyaksikan seorang mantan Presiden yang menangis selayaknya seorang manusia biasa yang terdiri dari darah, daging, tulang dan emosi juga," tulisnya.

Tak berhenti sampai di situ, Luhut Pandjaitan juga menyoroti peti mati yang disiapkan untuk Ani Yudhoyono.

Baca Juga: Setelah Ani Yudhoyono Dimakamkan, Ada Sosok Wanita Misterius yang Menangis Hingga Menempelkan Wajahnya di Makam, Siapa?

Jauh dari kesan mewah, Luhut Pandjaitan menyebut peti mati untuk Ani Yudhoyono nampak sederhana.

Hal itu justru mengingatkan Luhut Pandjaitan dan banyak orang tentang 'kendaraan' terakhir manusia saat mati kelak.

Tak memandang status siapa diri kita, semua akan sama ketika pulang ke Sang Khalik.

"Masih di National Universty Hospital, 10 sampai 15 menit setelah momen itu, keranda jenazah didatangkan. Melihat begitu sederhananya peti mati yang disiapkan, membuat saya merenung, bahwa inilah yang akan kita semua pakai nantinya," ungkapnya.

Baca Juga: Cerita Ulang Tahun Terakhir Ani Yudhoyono Sebelum Wafat, Tampil Modis dengan Gaya Chic Bersama Annisa Pohan

"Tidak peduli apakah kita Presiden, Ibu Negara, Wakil Presiden, ataupun hanya manusia biasa, semua sama saja. Ketika sudah selesai waktu kita di dunia ini, kita akan diperlakukan sama. Tinggal masalah kapan, di mana, dan bagaimana kita berpulang," katanya.