Find Us On Social Media :

Pria Ini Bikin Pondok untuk Anak Gadisnya Agar Bisa Bercinta Tiap Malam dengan Lelaki yang Berbeda

By None, Kamis, 4 Juli 2019 | 07:00 WIB

Tradisi membanguyn bilik bercinta untuk anak perempuan terjadi suku Kreungs di O'chum District, Ratanakiri, Kamboja.

GridPop.id - Sebuah pondok khusus dibuat orangtua untuk anak gadisnya.

Bukan sembarang pondok, tapi tempat bermalam sang anak dengan seorang pria yang berbeda setiap malam.

Hal ini terdengar sangat menyedihkan, apalagi jika harus membayangkan terjadinya kehamilan yang tak diinginkan.

Baca Juga: Kanker Paru Renggut Nyawa Avi Naif, Jasadnya Didandani dengan Setelan Jas Hingga Bikin Sang Bunda Tersenyum Getir Dalam Kesedihan

Namun, faktanya, suku Kreung di Kamboja melakukan praktik tersebut.

Bahkan masih berlangsung hingga saat ini.

Suku ini percaya, itulah cara terbaik bagi seorang anak gadis menemukan cinta sejatinya.

Baca Juga: Idap Diabetes, Bintang Film Horor Ini Ditemukan Meninggal Usai Mengonsumsi Minuman Lezat Ini

Ya, dalam tradisi suku Kreung para ayah wajib membangun gubuk cinta sehingga anak perempuan mereka dapat berhubungan seksual di dalamnya.

Para lelaki yang memiliki anak perempuan berusia 8-12 tahun akan membangun gubuk bilik untuk memberikan tempat anaknya melakukan hubungan seksual dengan anak laki-Laki.

Kreungs adalah suku yang berbasis di daerah terpencil di timur laut Kamboja yang sangat liberal dan terbuka terhadap percintaan dan seksualitas.

Ketika seorang gadis mencapai usia pertengahan remaja, orang tuanya akan membangun gubuk bilik cinta kecil dan mendorongnya untuk bertemu dengan anak laki-laki yang berbeda.

Anak laki-laki ini diberi waktu untuk menghabiskan malam bersama mereka sampai anak perempuannya menemukan cinta sejatinya dengan siapa dia ingin menikah.

Baca Juga: 5 Fakta Pengacara Ternama Aldwin Rahadian yang Tolak Mentah-mentah Untuk Bantu Galih Ginanjar Tangani Kasus 'Bau Ikan Asin'

Mereka percaya tradisi ini adalah cara terbaik untuk menemukan suami terbaik untuk anak perempuan mereka.

Mereka percaya, pernikahan semacam akan membentuk hubungan yang tahan lama dan penuh kasih.

Gadis-gadis di Kreung yakin akan kemampuan seksualitas mereka dan tahu betul bagaimana menangani anak laki-laki.

Mereka tahu betul apa yang mereka inginkan saat menjalin hubungan dengan seorang anak laki-laki.

Tradisi ini bisa mengejutkan siapa pun.

Di zaman modern di mana perceraian dan pemerkosaan umum terjadi di masyarakat, komunitas khusus Kreungs ini menikmati masyarakat yang minim perceraian dan pemerkosaan.

Kini Lembaga Swadaya Masyarakat yang beroperasi di wilayah Kamboja menyebarkan kesadaran tentang seks yang aman dan penggunaan kondom.

Salah satu gadis desa Kreung adalah Nang Chan.

Nang Chan adalah seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang sekarang tinggal di sebuah gubuk bilik cinta di halaman belakang rumah orang tuanya.

Baca Juga: Kerap Pamer Perhiasan Seharga Miliaran Rupiah, Ternyata Hotman Paris Tetap Beli Sabuk di Pasar Tradisional, Ini Alasannya!

Inilah ungkapan curahan hatinya tentang gubuk bilik cinta.

"Gubuk cinta memberi kita kebebasan dan cara terbaik untuk menjelajahi kekasih sejati kita.

Ketika anak laki-laki datang untuk bermalam bersama saya, jika saya tidak ingin mereka menyentuh saya, mereka tidak akan melakukannya.

Kita hanya akan bicara sebentar dan tidur.

Jika saya menemukan pacar istimewa dan kami berdua saling mencintai maka saya akan akrab dengannya dan bersenang-senang dengannya di gubuk saya.

Tapi jika saya berhenti mencintainya dan menemukan anak laki-laki lain yang saya lihat lebih menarik, maka saya akan berhenti berhubungan seks dengan pacar saya sebelumnya.

Saya pindah ke gubuk saya yang dibangun ayah ketika saya berusia 15 tahun dan sejak saat itu saya memiliki empat pacar yang pernah berhubungan intim.

Saya tidak terus menghitung berapa banyak anak laki-laki lain yang tinggal di malam hari bersama saya.

Ada dua atau tiga saat ini.

Saya merasa tidak berkewajiban untuk berhubungan seks dengan anak laki-laki hanya karena dia tidur di sampingku.

Kami anak perempuan sangat bersikeras kepada anak laki-laki untuk membuktikan cinta sejati mereka sebelum keintiman dekat bisa terjadi.

Saya khawatir dengan kehamilan yang tidak diinginkan tapi orang tua telah dengan jelas mengajarkan kepada kita bagaimana cara menghindarinya dan berhubungan seks hanya dengan anak laki-laki yang benar-benar kita cintai.

Jika seorang gadis hamil oleh seseorang yang tidak mencintainya, tapi anak laki-laki lain mencintainya maka dia akan menikahi gadis itu dan membawa bayi itu sebagai miliknya sendiri."

(Alfa Pratama) 

(*)