Lebih menyedihkan lagi, dalam kondisi serba sulit itu, ternyata istrinya Yoventa, tengah hamil 8 bulan.
"Sedih sekali, Pak. Saya tidak bisa omong apa-apa lagi. Tantangan ini muncul saat istri saya lagi hamil. Sekarang, kami hanya pasrah kepada Tuhan. Semoga istri baik-baik saja sampai melahirkan nanti," ucap Guido sembari berurai air mata.
Ia menambahkan, kecelakaan yang menimpa ia dan istri mengakibatkan kedua anaknya terlantar.
"Anak pertama yang laki-laki jadinya putus sekolah. Yang kedua putri juga tidak bisa lanjut ke sekolah dasar. Itu tadi, kami mau sekolahkan mereka, uang dari mana. Untuk makan saja kami ini tunggu sumbang dari tetangga," tambah Guido.
"Saya sangat berharap dengan kehadiran adik dari media massa bisa membuka mata banyak orang untuk peduli dengan kami. Kami ingin pulih. Tetapi kami tidak ada uang untuk berobat. Bantu kami keluar dari penderitaan ini. Kami tidak tahu harus buat apa sekarang," sambungnya.
Sementara itu, Kumis Tattois, salah seorang tetangga mereka mengungkapkan, kondisi keluarga Guido dalam waktu berbulan-bulan sangat memprihatinkan dan menyedihkan.
Hal itu membuat warga di setempat menunjukkan kepedulian dengan menyumbangkan beras seadanya.
"Prihatin sekali mereka ini. Warga di sini juga sangat tergerak hati dengan kondisi mereka. Makanya, kami kalau ada acara di sini, selalu siapkan nasi dan sayur untuk mereka. Kadang kami juga sumbang beras. Pakaian juga dari Kodim kemarin ada bawa kasih mereka ini. Dari desa juga ada sumbang beras 1 karung," kata Kumis.