Rumah itu hanya memiliki dua kamar di mana saat malam sebagian tidur di kamar dan di ruang tengah.
Karena keterbatasan ekonomi pula, keluarga ini jarang membeli barang, termasuk baju.
Saat masih kecil, Hengky sering memakai baju turunan dari kakak-kakaknya.
"Apalagi mainan. Sampai nangis-nangis pun tidak akan dibelikan karena enggak ada uang," ucapnya.
Karena saat itu Hengky masih kecil, kakak Hengky yang pertama dan kedua yang bertanggung jawab bekerja bergantian sebagai kernet.
Baca Juga: Ungkapan Pilu Orangtua Rey Utami saat Tahu Anaknya Jadi Tersangka: Saya Menyesal Sekali
Beberapa tahun kemudian, sang ayah, Leo Medhi Purwanto, banting setir menjadi pemasok makanan ringan.
Sang ayah mengambil barang dari pasar kemudian dimasukkan ke warung-warung.
"Saat itu sudah kelas 1 SD. Kalau di rumah ada stok barang, saya suka bawa chiki dan permen ke sekolah. Lalu saya jualan di sana dan margin keuntungannya buat saya," tutur Hengky.
Saat itu, Hengky juga jualan es sirup yang ia buat bersama kakak-kakaknya dan dijual di sekolah hingga kelas 6 SD.