Suatu ketika, ada tetangga Rabina yang memukul kucing sampai patah kakinya.
Selang beberapa bulan dari kejadian itu, tetangganya jatuh dan mengalami patah kaki juga.
Sehingga, bagi Rabina, menyayangi kucing peliharaan sama saja menyayangi manusia karena sama-sama makhluk Tuhan.
Kendati hidup sebatang kara, Rabina masih sering didatangi tetangganya, Sanida (70), yang kondisinya juag sudah jompo.
Hampir setiap hari, dua lansia ini hidup berdampingan dan makan bersama.
Bahkan, Sanida mengaku, rezeki Rabina lebih baik dari dirinya hingga ia sering numpang makan di rumah Rabina.
Di usia senjanya, Rabina masih istikamah salat lima waktu.
Mukenah dan sajadahnya selalu disiapkan di dekat tempat tidurnya.
Hidup miskin dengan berteman delapan kucing piaraannya, Rabina mengaku bahagia.
Saat tidur pun, delapan kucing piaraannya ikut mendampingi di kasurnya yang kusam. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Nenek Rabina, Tinggal di Gubuk Reot Makan dan Tidur Bersama 8 Kucing"