GridPop.id - Matinya listrik di sebagian wilayah Indonesia membuat masyarakat kelimpungan.
Banyak yang marah dan kecewa dengan kejadian ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bermimik wajah kecewa usai mendengarkan penjelasan Plt Direktur PLN Sripeni Inten Cahyani.
Inten menjelaskan penyebab dari listrik padam di Jabodetabek hingga Jawa dan Bali.
Jokowi heran mengapa PLN tidak punya kalkulasi atas kemungkinan kejadian tersebut.
Hal ini Presiden Jokowi ungkapkan saat berkunjung ke kantor Pusat PLN pada Senin (5/8/2019) di Jakarta.
“Pertanyaan saya bapak ibu ini kan orang pinter-pinter, apalagi persoalan listrik sudah bertahun-tahun, apa tidak dihitung, dikalkulasi kejadian-kejadian ini, sehingga kita tahu sebelumnya,” kata Presiden usai mendengarkan penjelasan Sripeni seperti dikutip Wartakotalive yang tayang di Kompas TV.
“Tahu-tahu drop gitu artinya pekerjaan-pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi, dan itu betul-betul merugikan kita semuanya,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengunjungi kantor PLN Pusat pada Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Presiden terlihat ditemani Sekretaris Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
Sebelumnya Presiden Jokowi di awal juga menegur PLN soal manajemen PLN sebagai satu-satunya perusahaan pemasok listrik negara.
"Peristiwa pemadaman total minggu kemarin, dan dalam sebuah manajemen besar mestinya ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi dengan manajemen besar harus ada kontijensi plan dan back up plan, pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," tanya Presiden.
Presiden Jokowi juga mengungkit soal kejadian persis 17 tahun lalu.
"Mestinya hal itu dipakai sebuah pelajaran bersama, jangan sampai kejadian yang sudah terjadi itu kembali terjadi," kata Presiden.
Penjelasan PLN
Diberitakan Kompas.com sebelumnya Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menceritakan kronologi kejadian pemadaman listrik (black out) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
Inten mengatakan, pemadaman bermula pada buku 11.45.09 karena terdapat gangguan di Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Ungaran-Pemalang.
"Jadi pukul 11.45 WIB detik ke-27, SUTET Ungaran-Pemalang terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul pada sirkuit 2. Akibatnya terjadi penurunan tegangan yang menyebabkan jaringan SUTET Depok dan Tasikmalaya mengalami gangguan. Ini yang menjadi pemadaman awal," kata Sripeni Inten Cahyani di Depok, Minggu (4/8/2019).
Di saat yang sama, listrik di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali tetap berjalan normal. Kemudian, pukul 11.48 WIB daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta padam secara serentak.
"Saat itu kami manajemen PLN mengawal langsung proses recovery dari kantor pusat pengatur beban," cerita Inten.
Recovery itu dilakukan dengan cara memasok aliran listrik dari Jawa Timur yang tidak terdampak ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan.
"Kemudian dari 2 PLTA itu berfungsi untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya melalui GITET Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja dan Suralaya," ucap Inten.
Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya, diperkirakan listrik akan beroperasi secara bertahap hingga pukul 19.27 WIB ke depan untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
Selain itu kata Inten, dari GITET Gandul akan disalurkan ke PLTGU Muara Karang untuk memasok aliran listrik ke DKI Jakarta, diperkirakan bertahap hingga 3 jam untuk pulih secara keseluruhan.
"Fokus kami saat ini mengirim pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI - Jakarta segera pulih. PLTGU Muara Karang itu dibutuhkan 30 menit untuk recovery," jelas Inten.
Baca Juga: Meski Berstatus Saudara Sepupu, Dua Artis Terkenal Ini Ternyata Tak Akur, Ada Apa?