GridPop.id - Seorang dokter mendonorkan ginjalnya demi menyelamatkan nyawa koleganya.
Perempuan itu memberikan satu ginjalnya demi dokter Brian Dunn yang sedang terbaring sekarat.
Seperti diberitakan Associated Press, Brian Dunn adalah seorang ahli anestesi yang bekerja dengan Coleman di RS Hoag, Newport Beach, California, Amerika Serikat.
Brian Dunn mengalami ginjal gagal akibat kemoterapi yang dijalaninya di masa remaja, untuk mengobati tumor di perut.
Coleman muncul sebagai pendonor setelah seorang pendonor batal memberikan ginjalnya.
Sebab, dokter yang menangani Dunn menyarankan agar dia tak menerima ginjal dari donor yang terjangkit penyakit Lou Gehrig.
Penyakit Lou Gehrig adalah sebutan untuk Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).
Ini merupakan penyakit neurodegeneratif progresif yang berdampak pada sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
"Saya sempat berpikir, semua ini tak akan pernah terjadi," ungkap Dunn seperti dilansir The Orange County Register.
Operasi ini bukan kali pertama bagi Dunn. Lelaki 45 tahun itu sudah pernah menerima ginjal dari ibunya, ketika dia masih berusia 25 tahun.
Namun ternyata, donasi ginjal itu tak bisa bertahan selamanya.
Di akhir tahun 2015, kesehatan Dun menurun.
Dia bahkan tak bisa mengimbangi aktifitas puterinya yang berumur enam tahun.
Sejak April 2016, Dunn mulai harus menjalani proses cuci darah.
Dia menyebut proses itu sebagai jalan panjang yang melelahkan, bak hidup di penjara.
Budi baik Colleman untuk menolong Dunn pun sempat tak berjalan lancar.
Sebuah pemeriksaan awal menyatakan ginjal Coleman tak cocok dengan Dunn.
Hingga pada bulan Juni tahun lalu, perusahaan yang melakukan pengujian kembali menghubungi dan mengaku membuat kesalahan.
Ternyata, ginjal Coleman cocok dengan Dunn.
Coleman pun sempat terguncang.
Nyalinya sempat ciut, dan mulai berpikir dua kali untuk memberikan ginjalnya. Perempuan itu dilanda ketakutan.
Hingga akhirnya, Coleman ingat dengan puteri Dunn yang baru berumur enam tahun tadi.
Coleman juga ingat, dulu ibunya kehilangan orangtua perempuannya saat masih berumur enam tahun.
Nenek Coleman itu pun meninggal dunia akibat gagal ginjal.
"Saya tak ingin anak itu tumbuh besar tanpa ayahnya," kata Coleman.
Operasi yang berlangsung bulan lalu pun berjalan lancar. Coleman pun datang menemui Dunn setelah itu.
"Saya ingin memastikan ginjal saya bisa membuatnya kencing," kata perempuan itu.
Dunn mengaku merasa bersemangat, dan bisa merasakan perubahan dan pemulihan tiga minggu pasca operasi.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Coleman, Dunn mengucapkan terima kasih atas pengorbanan koleganya itu.
"Senin, 30 Januari, akan menjadi hari yang saya ingat selamanya," tulis Dunn.
"Itu adalah hari di mana seseorang melakukan sesuatu yang sangat tanpa pamrih buat saya. Colleen, kamu adalah jawaban atas doa-doa ku, dan contoh menakjubkan bagi orang-orang di sekitarmu."
Ketika perempuan berusia 51 tahun itu kembali bekerja, dia menemukan karangan bunga, sebuah cake, dan orang-orang yang menyambutnya sebagai pahlawan.
"Saya tidak tahu betapa berdampaknya upaya ini bagi seseorang," kata Coleman.
"Tapi, pasti ada hikmah dari memberi. Hanya saja, sebutan pahlawan menurut saya adalah kata yang amat memalukan," sambung dia sambil tersenyum.
Kisah ini sudah terjadi beberapa waktu lalu.