GridPop.ID - Tokoh nasional Dr. K. H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.
Mantan presiden kelahiran Jombang tersebut meninggal dunia pada 30 Desember 2009.
Meski raganya tak lagi ada, segala kenangannya selalu tumbuh dan berkembang di benak keluarga maupun pengagumnya.
Baca Juga: Saksi Kunci Kasus Prada DP Hilang Misterius, Terungkap Fakta Fera Oktaria Alami Kekerasan Seksual
Dikutip dari Kompas.com, (7/9/2017), banyak sisi lain dari Gus Dur yang menarik salah satunya tentang kemampuan khusus yang dimilikinya.
Kemampuan ini bukan cuma soal kepemimpinan atau cara Presiden keempat RI itu dalam menyelesaikan masalah.
Lebih dari itu, ada kemampuan Gus Dur yang sulit dipahami oleh pikiran biasa. Banyak warga Nahdlatul Ulama yang hingga saat ini percaya bahwa Gus Dur memiliki kemampuan gaib, alias kemampuan luar biasa yang aneh tapi nyata.
Mohammad Mahfud MD dalam bukunya yang berjudul Setahun Bersama Gus Dur (2003), menceritakan sedikit tentang kemampuan khusus yang dimiliki Presiden keempat RI tersebut.
Rasa penasaran Mahfud mengantarnya kepada Irwan David Hadinata, mantan tentara dan alumnus Institut Teknologi Bandung. Irwan bercerita bahwa delapan bulan sebelum jadi presiden, Gus Dur mengatakan kepadanya bahwa ia akan menjadi presiden pada bulan Oktober.
Awalnya, ia tak menanggapi serius kata-kata Gus Dur. Namun, kenyataan yang terjadi meyakinkan Irwan bahwa Gus Dur memiliki kemampuan khusus.
Bukan hanya soal dirinya yang bakal jadi presiden yang diceritakan Gus Dur kepada orang-orang dekatnya. Informasi tentang kejatuhan Presiden Soeharto, telah jauh-jauh hari ia ceritakan kepada teman-temannya.
Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Brawijaya, Mukthie Fajar, pernah bercerita tentang kemampuan Gus Dur yang tidak biasa itu. Mukthie bercerita bahwa ia pernah bertemu Gus Dur di Kediri, Jawa Timur, pada 1997.
Saat itu, Gus Dur berpesan agar Mukthie menyampaikan kepada kakaknya, Malik Fadjar, agar tidak dekat-dekat dengan Soeharto. Malik saat itu sebagai salah satu direktur jenderal di Kementerian Agama.
"Sampaikan pada Pak Malik Fadjar, agar tidak usah dekat-dekat dengan Pak Harto. Sebentar lagi Pak Harto itu akan jatuh," ujar Gus Dur kepada Mukthie.
Tepat setahun setelah kata-kata itu disampaikan Gus Dur, Soeharto lengser dari jabatannya pada Mei 1998.
Bukan hanya itu saja, pihak keluarga juga membeberkan kejadian yang tak pernah dilupakan seumur hidup tentang Gus Dur.
Dikutip via Tribun Jatim, (14/8/2019), putri Gus Dur, Alissa Wahid mengungkapkan sebuah kisah terkait kehidupan ayahnya.
Lewat unggahan akun Instagram @nahdlatululama, terlihat sebuah video yang memutar rekaman suara dari Alissa Wahid.
Melalui rekaman itu, Alissa Wahid menyatakan dia memiliki kenangan menyakitkan dengan Gus Dur.
"Kenangan yang bagi saya sebetulnya menyakitkan begitu ya," ucap Alissa Wahid.
Menurut Alissa Wahid, peristiwa itu terjadi pada tahun 2009 lalu.
"Gus Dur sedang berkunjung ke rumah saya di Jogja. Lalu tiba-tiba Gus Dur menyampaikan pinjam uang," kenang Alissa Wahid.
Gus Dur kemudian menjawab, dirinya hendak meminjam uang sebesar Rp 5 juta.
Alasan Gus Dur meminjam uang karena untuk pegangan.
Alissa Wahid yang mendengar jawaban Gus Dur langsung kaget.
"Lho berarti bapak nggak punya uang? ungkap Alissa Wahid kaget.
Tak hanya itu, Alissa Wahid pun menangis.
"Jadi terus waktu itu saya nangis. Saya nangis saya merasa ya ampun, kan orang sering menuduh gitu ya, apa namanya, yang namanya pejabat itu pasti korup. Tapi Gus Dur nggak, bahkan 5 juta aja beliau nggak punya gitu, nah saya menangisi itu," lanjut Alissa Wahid.
Meski demikian, Alissa Wahid kemudian mengaku bersyukur terkait hal itu.
Sebab, hal itu menurutnya menandakan Gus Dur memiliki integritas.
"Sehingga memang beliau tidak menjual jabatannya. Tidak mendapat keuntungan dari jabatannya," tandas Alissa Wahid.
(*)