GridPop.ID - Seolah tak jera, Barbie Kumalasari kini semakin menjadi sorotan setelah sang suami, Galih Ginajar berada dalam jeruji besi.
Barbie Kumalasari bahkan semakin sering tampil di beberapa acara televisi.
Hal tersebut justru membuat Barbie Kumalasari dibully oleh netizen.
Sebelumnya, Kumalasari dihujat karena sikapnya yang dianggap tak etis saat membacakan surat permintaan maaf dari Galih Ginanjar untuk Fairuz A Rafiq.
Pasalnya, Kumalasari membacakan surat tersebut diselingi dengan promosi lagu terbarunya.
Kumalasari kembali mendapat kritikan pedas ketika video dirinya yang tengah melakukan rekaman untuk lagu barunya viral di sosial media.
Alih-alih kesal dibully oleh netizen, Kumalasari justru bersyukur lagunya menjadi viral.
Tak hanya itu, dirinya juga mengaku sudah kebal dengan komentar-komentar negatif yang ditujukan padanya.
"Kalo dibully mah lama-lama udah kebal ya. Ya sekarang artis mana sih yang nggak dibully?. Seorang yang hebat aja dibully,"
"Mau yang tajir abis dibully juga. Jadi ya udahlah. Mau yang miskin, tajir juga tetep aja dibully,"
"Karena media sosial bebas, apa aja orang bisa membully seenaknya. Yaudah ikutin aja arusnya," terang Barbie seperti dikutip dari tayangan Silet RCTI, Jumat (23/8/2019).
Meski dibully, sama sekali tak nampak ekspresi kekesalan di wajah Kumalasari.
Baca Juga: Suami di Penjara, Barbie Kumalasari Malah Lakukan Hal Ini dengan Pria Lain, Ada Apa?
Raut wajahnya bahkan menyiratkan perasaan bahagia.
Melalui peristiwa-peristiwa tersebut, seorang psikolog Joyce Manurung lalu menyimpulkan bahwa Kumalasari mengalami sebuah gangguan Histrionic di mana sang penderita haus akan perhatian.
"Orang kalau dibully bahagia sebenarnya intinya apa sih? Karena dia ingin mendapatkan atensi. Orang noleh ke dia, orang ngomongin dia, orang nyebut-nyebut namanya. Justru yang dicari adalah ini," ujar Joyce.
"Itu salah satu gangguan. Kita sebut gangguan tersebut namanya Histrionic. Histrionic itu intinya adalah kebutuhan akan atensi," lanjutnya.
Lantaran haus akan perhatian orang lain, penderita gangguan Histrionic kebanyakan tak bisa menghayati situasi dengan emosi yang tepat.
"Orang-orang yang punya kecenderungan kebutuhan atensi secara sosial, ekspresi emosinya relatif dangkal. Jadi dia sendiri tidak bisa menghayati sebuah situasi itu dengan emosi yang tepat dan mendalam," pungkas Joyce.
(*)