Find Us On Social Media :

Bunuh Pasien Dengan Obat Penyakit Jantung, Perawat Ini Divonis Hukuman Seumur Hidup, Namun Fakta Dibaliknya Terkuak!

By Gridaidi, Sabtu, 7 September 2019 | 11:21 WIB

Ilustrasi

GridPop.id - Pelaku pembunuhan ini tergolong sangat sadis.

Dalam waktu enam tahun ia membunuh 100 orang pasien.

Niels Hoegel, seorang perawat asal Jerman kedapatan membunuh dua orang pasiennya dengan obat berdosis tinggi.

Baca Juga: Kehilangan Pekerjaan Usai Perseteruan Nikita vs Elza, Melaney Ricardo Sebut Cari Uang Halal Belum Tentu Aman, Elza Syarief: Pikiran Dia Kok Duit Melulu?

Ia divonis hukuman penjara seumur hidup oleh hakim setempat atas perbuatannya itu.

Namun sebuah investigasi mengungkap sebuah fakta lain yang mencengangkan.

Ia diperkirakan telah melakukan pembunuhan atas 100 orang pasien lainnya.

Dalam pengakuannya, Hoegel mengungkap bahwa ia telah memberikan obat untuk penyakit jantung, Gilurytmal pada setiap pasiennya.

Obat itu ia berikan dalam dosis lebih.

Cara itu digunakan Hoegel untuk memberikan kesan pada rekannya bahwa Hoegel bisa menyelamatkan nyawa pasien yang kritis.

Baca Juga: Dulu Terkenal, Artis Senior Ini Sekarang Jadi Sopir dan Jualan Nasi Keliling untuk Menyambung Hidup

Namun nahas sangat banyak pasien yang meninggal di tangannya.

Hoegel mengaku melakukan hal itu untuk mendapatkan sensasi menyelamatkan pasien yang kritis.

Miris, dalam suratnya, Hoegel menulis betapa ia sangat mencintai pekerjaannya itu.

Baginya saat-saat pasien dalam kondisi kritis adalah momen terindah dalam hidup Hoegel.

"Saya berbicara dengan mereka, tertawa bersama mereka, dan mendukung mereka dalam masa-masa sulit," Ungkapnya.

Hoegel kini harus menghadapi tuduhan pembunuhan terhadap 38 pasien di Oldenburg dan 62 di Delmenhorst tahun 1999-2005.

Baca Juga: Berusaha Tutupi Muka Sedihnya di Hadapan Teman, Ira Irawan Kini Terbaring Lemah di Rumah Sakit, sang Suami Tulis Pesan Menyentuh

Aksinya berhenti ketika seorang rekannya mengetahui pria berusia 40 tahun itu memberikan obat jantung ke pasien pada 2005.

"Saya memang salah satu pembunuh terbesar," tulis Hoegel dalam suratnya. (*)