Tak menyerah begitu saja, Fadlul pun mencoba peruntungan di CABA TNI AD di tahun yang sama dan kali ini juga harus gagal di tingkat Sub Panda seperti sebelumnya.
Saat gagal masuk Akmil, Fadlul berkeinginan untuk mendaftar perguruan tinggi negeri.
Namun semua itu hanya sebatas mimpi, lantaran kedua orangtua yang berprofesi sebagai petani tidak sanggup membiayai ongkos pendidikan tingginya.
Sebelum kembali mendaftar Taruna Akmil tahun 2017, Fadlul sempat bekerja menjadi asisten apoteker di sebuah apotek di Banyuwangi.
Pembukaan seleksi Taruna 2017 pun dibuka, hal itu tak disia-siakan oleh Fadlul untuk kembali mencoba peruntungannya masuk Akmil.
Seperti tahun sebelumnya ia gagal kembali dalam seleksi penerimaan TNI di tingkat yang sama, Sub Panda.
Di tahun yang sama ia sudah gagal empat kali baik di Akmil Angkatan darat maupun Angkata Udara.
Saat berada di Surabaya, karena tak ada biaya untuk tinggal selama di sana Fadlul sempat tinggal di Kantor Ikatan Pelajar Nahdahtul Ulama.
Tak menyerah sampai di situ, Fadlul berpindah dari Surabaya ke Jakarta untuk mendaftar Akmil melalui Kodam Jaya. Alasannya sama, orangtuanya tak punya cukup dana untuk membiayai Fadlul di Surabaya.
Di Jakarta sendiri sebenarnya ia memiliki kakak kandung yang sudah lebih dulu menjadi anggota TNI bertugas di Jakarta. Namun itu bukan menjadi alasan Fadlul untuk menumpang di rumah sang kakak.