Saima sebelumnya menjadi perawat di Belanda lalu kemudian pindah ke Inggris.
Namun ia tak menyangka hidupnya akan berakhir di tangan adiknya sendiri.
Pasca kematian Saima, suaminya memberikan penghargaan pada istrinya.
Suami Saima berkata, "Dia adalah ibu yang penuh kasih terhadap empat anak yang cantik, istri yang setia, anak perempuan yang dicintai dan saudara perempuan yang paling peduli.
Kini, nasi sudah menjadi bubur dan pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
(*)